Page 162 - Sejarah Nasional Indonesia
        P. 162
     demokrasi  parlementer-liberal  dengan  meniru  sistem  parlementer
            Barat.  Masa  ini  dikenal  sebagai  Masa  Demokrasi  Liberal,  di  mana
            Indonesia  terbagi  menjadi  10  provinsi  yang  memiliki  otonomi
            berdasarkan  Undang-Undang  Dasar  Sementara  1950  (UUDS  1950)
            yang  bersifat  liberal  sebagai  konstitusi.  Konstitusi  ini  menetapkan
            pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin oleh dewan menteri
            (kabinet)  di  bawah  kepemimpinan  perdana  menteri,  yang
            bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).
                  Menurut Reichart (2011:34), ciri-ciri sistem demokrasi liberal di
            Indonesia, yaitu meliputi:
                  a.  Adanya Kebebasan Individu
                     Ciri  pertama  yaitu  adanya  kebebasan  individu.  Salah  satu
                     implementasi dari kebebasan individu ini adalah dalam hal
                     politik.  Mengingat  sistem  demokrasi  liberal  di  Indonesia
                     saat  itu  memiliki  banyak  sekali  partai,  seperti  PNI,  PKI,
                     Masyumi, NU, Partai Murba, Partai Katolik, Parkindo, Partai
                     Buruh, PSII, dan PSI. Banyaknya partai yang muncul karena
                     kebebasan  individu  memang  harus  diberikan  fasilitas.
                     Sistem  multi  partai  pada  masa  demokrasi  liberal  ini
                     mendorong  munculnya  beragam  partai  politik  dengan
                     ideologi dan tujuan politik yang berbeda.
                  b.  Kekuasaan Pemerintah Terbatas
                     Pada demokrasi liberal, kekuasaan pemerintah terbatas. Hal
                     ini bertujuan agar pemerintahan tidak hanya dikuasai oleh
                     kelompok tertentu  saja.  Sehingga,  tetap  terjadi  check  and
                     balance yang diberlakukan.
                  c.  Seluruh Masyarakat Boleh Berpartisipasi dalam Politik
                     Ciri sistem demokrasi liberal di Indonesia selanjutnya adalah
                     seluruh  masyarakat  boleh  berpartisipasi  dalam  politik,
                     tanpa  memandang  latar  belakang  dari  mana  berasal.
                     Partisipasi ini terlihat dari banyaknya partai yang terbentuk
                                          Budi Juliardi, SH., M.Pd.  153
     	
