Page 165 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 165
pemimpin dan partai politik yang dominan, dengan tujuan mencapai
tujuan sosial dan ekonomi yang dianggap penting bagi masyarakat.
Pada masa ini pula, Soekarno mengusulkan tiga campuran ideologi,
yaitu Nasionalisme, Agama, dan Komunisme yang populer disebut
dengan “Nasakom”. Hal ini dimaksudkan untuk memuaskan empat
faksi utama dalam sistem perpolitikan di Indonesia masa itu, yaitu
TNI yang mewakili kaum nasionalis sekuler, alim ulama yang mewakili
kelompok Islam, dan kaum Komunis. Dengan dukungan militer, ia
memproklamasikan Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959 dan
mengusulkan kabinet yang mewakili semua partai politik utama
termasuk Partai Komunis Indonesia (PKI), meskipun partai-partai
tersebut tidak pernah benar-benar diberi posisi kabinet fungsional.
Dalam catatan sejarah, Soekarno mencetuskan lahirnya
demokrasi terpimpin dengan alasan bahwa (Sopiah, 2010:67):
1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada
masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
2. Dari segi perekonomian: Sering terjadinya pergantian kabinet
pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program
yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh,
sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik: Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru
untuk menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden
Soekarno diawali oleh anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang
digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945.
Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota
konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan
suara yang diikuti oleh seluruh anggota Konstituante. Pemungutan
suara ini dilakukan pada 30 Mei, 1 Juni, dan 2 Juni 1959 dalam rangka
mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden
Soekarno tersebut.
Budi Juliardi, SH., M.Pd. 156

