Page 182 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 182
yang di motori oleh kaum intelektual menuntut perubahan secara
fundamental atas berbagai situasi tersebut yang dianggap semakin
meningkatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia di bawah
kepemimpinan presiden Soeharto. Situasi yang dimaksud sebelum
terjadinya reformasi diantaranya:
1. Krisis Ekonomi
Selama kurang lebih 30 tahun, yaitu tahun 1970 hingga
pertengahan tahun 1997, perekonomian Indonesia menunjukkan
stabilitas produktivitas yang sangat baik dengan turunnya angka
kemiskinan penduduk dari 60% menjadi 11%. Pada tahun 1993, Bank
Dunia mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara ekonomi industri
baru (NIE: New Industrialized econimies) bersama dengan negara
Malaysia dan Thailand, (Karmeli, 2008). Namun, trend perekonomian
Indonesia yang positif ini mulai goyah pada awal tahun 1997 dimulai
dengan terjadinya krisis nilai tukar beberapa mata uang asing seperti
terpuruknya nilai tukar Bath Thailand terhadap Dolar Amerika.
Dengan situasi tersebut pemerintah Indonesia masih berkeyakinan
bahwa hal tersebut tidak akan terjadi pada mata uang Indonesia
dikarenakan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia saat itu.
Kekuatan ekonomi Indonesia yang pada saat itu diyakini tidak
akan berdampak krisis mata uang, pada akhirnya juga mengalami
nasib yang sama dengan terjadinya krisis nilai tukar mata uang rupiah
yang menyebabkan inflasi menjadi sangat tinggi. Tindakan
pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut dengan tujuan
menyelamatkan cadangan devisa dengan melakukan intervensi dalam
pasar valuta asing. Namun keadaan semakin memburuk sehingga di
bulan Agustus 1997 pemerintah mengambil kebijakan nilai tukar
rupiah dari mengambang terkendali menjadi mengambang bebas dan
juga pemerintah pada Oktober 1997 melakukan pinjaman moneter
kepada International Monetary fund (IMF), (Keumala Sari &
Fakruddin, 2016).
Oleh: Ahmad, S.Pd., M.Pd. 173

