Page 183 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 183
Pada tahun 1998 krisis ekonomi yang terjadi mendekati
puncaknya dan terlihat akan segera pulih dari kehancuran ekonomi
ditandai dengan pertumbuhan sebesar 13,1% yang menunjukkan
perkembangan ekonomi mulai menjurus ke arah positif. Namun
begitu, imbas krisis ekonomi belum sirna dari kehidupan publik. Salah
satu imbas dari krisis ekonomi tersebut yang sangat dirasakan oleh
masyarakat yakni terjadinya perubahan secara fundamental tatanan
ekonomi, sosial, politik, serta budaya yang memastikan arah
kehidupan bangsa, (R. F. Lubis & Batubara, 2023). Akibat krisis
ekonomi tersebut, terjadi kelesuan ekonomi akibat rendahnya daya
beli masyarakat, apalagi dengan tingginya harga kebutuhan pokok,
tingginya angka pengangguran akibat minimnya lapangan pekerjaan
dan terjadinya PHK dimana-mana, serta terjadinya gejolak sosial
politik dimana pemerintah kehilangan kepercayaan dari rakyat
Indonesia. Permasalahan sosial yang timbul diakibatkan oleh
kesenjangan ekonomi yang semakin berlebihan sehingga
mengakibatkan ikatan primordial menjadi renggang.
2. Kekuasaan Politik Otoritarianisme
Otoritarianisme ala orde baru berbentuk pembatasan
kebebasan sipil, baik kebebasan berpendapat oleh masyarakat
maupun kebebasan pers serta pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Hal ini dilakukan untuk mencegah gerakan-gerakan yang dianggap
dapat mengganggu jalannya pemerintahan dengan melibatkan
institusi militer.
Politik orde baru dibawah presiden Soeharto selama 32 tahun
ditandai dengan sentralisasi yang semakin dominan dimana aparat
negara mendominasi arena politik dan mengontrol masyarakat
(Farchan, 2022). Pada awal orde baru, pemerintah menjalankan
politik dibawah kendali kekuatan institusi militer yang kemudian
mengalami pergeseran mulai tahun 1980-an dimana politik Indonesia
Oleh: Ahmad, S.Pd., M.Pd. 174

