Page 11 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 11
―Aku anakmu dari masa depan,‖ ungkap gadis kecil
tiba-tiba dengan raut wajah datar.
Alih-alih mengonfirmasi kebenaran informasi itu, Bad
justru menyilakannya masuk, duduk lesehan di kamar kosnya
yang hanya seukuran toilet mewah hotel bintang empat.
Kantuk Bad hilang sekejap. Ia lihat muka dan raut
wajah si gadis kecil. Benar saja dia mirip denganku, pikir Bad.
Hidungnya yang cukup mengembung dan bundar, matanya
yang sebesar biji salak, telinganya yang cukup mungil seperti
sarang lebah di asbes depan pintu kamar kosnya. Semuanya
nyaris sama. Gaya bicaranya yang sok besar dan angkuh juga
menekankan keabsahan perkataannya. Seakan-akan Bad
melihat versi perempuan dari dirinya.
―Maaf berantakan. Aku belum kepikiran untuk
membereskannya. Ya, kau tahu, lelaki buruk dalam hal ini,‖
ungkap Bad untuk mengurangi kegugupan akibat mendapati
kesamaan struktur wajah dan gaya bicaranya denganku.
Meski ia yakin gadis kecil tak peduli dengan itu.
Gadis kecil masih bergeming. Matanya kemudian
menyisir ke seluruh sudut kamar Bad. Pandangannya berhenti
pada sepenggal foto perempuan di meja belajar Bad. Foto
pacar Bad. Aku belum tanya siapa istriku, mungkin saja ia
menerka dan menyelaraskan dengan wajah Ibunya dengan
yang ada di foto itu, pikir Bad.
Ekspresinya perlahan berubah. Wajahnya dilipat
menjadi satu menuju pusat –di mata. Air matanya keluar. Ia
2
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

