Page 12 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 12
menangis. Suara paraunya keluar. Mulanya ia mengisak pelan.
Kini berubah menjadi tangisan keras –nyaris menjerit.
Bad panik bukan main. Daripada bertanya kenapa. Bad
langsung beranjak ke dapur. Menyiapkan secangkir coklat
panas. Orang bilang, cara terbaik menenangkan anak adalah
dengan coklat panas, akhirnya langsung coba Bad praktikkan
saja.
Bad sodorkan coklat panas itu. Alih-alih diam dan
menyeruputnya, gadis itu justru menambah keras volume
suara tangisnya. Bodohnya aku. Dia kan dari masa depan,
mungkin saja, berkat perkembangan budaya dan teknologi di
masa depan, cara terbaik menenangkan anak bukan lagi
dengan coklat panas, melainkan hal yang sama sekali tidak
kuketahui, pikir Bad kelimpungan.
Kali ini coba Bad goyangkan tubuh si gadis dan
tanyakan mengapa si gadis menangis. Si gadis masih saja
mengisak keras.
Bad memutar otak. Mencari cara bagaimana
menenangkan gadis kecil. Atau paling tidak tahu penyebab
gadis kecil itu menangis. Kening Bad tidaklah berkerut, tapi
Tuhan tahu bahwa Bad sedang berpikir dengan keras cara
terbaik untuk itu, bahkan seolah tidak ada lagi hal yang layak
dia pikirkan lagi di kemudian hari.
Lima belas menit berlalu, air mata gadis itu tak
kunjung habis. Kegiatan pemerasan otak Bad juga tak kunjung
selesai.
3
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

