Page 11 - Sela Nur VIka _PGSD C
P. 11
b. Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa
Melihat aturan-aturannya, Sistem Tanam Paksa tidak terlalu
memberatkan rakyat. Namun, dalam pelaksanaannya sangat menekan
dan memberatkan rakyat. Banyak sekali penyimpangan yang terjadi,
misalnya sebagai berikut:
1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3 bahkan ½. malah ada
seluruhnya, karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
3) Waktu untuk mengerjakan tanah-tanah pemerintah ternyata melebihi
waktu yang telah ditentukan, sehingga tidak sempat menanam padi.
4) Pekerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih berat
daripada di sawah.
5) Adanya Cultuur Procent, yaitu hadiah bagi pegawai pemerintah
yang dapat menaikkan hasil tanaman. Akibatnya, para pegawai
pemerintah memeras tenaga rakyat.
Rakyat merasa tertekan dan terbebani adanya Sistem Tanam Paksa.
Namun, para pegawai gembira karena mendapat hadiah dan pujian
dari pemerintah.
C. Akibat Tanam Paksa
Para bupati yang dahulu menjadi pemimpin dan memelihara kemakmuran
rakyat, setelah dijajah Belanda hanya dipakai sebagai alat untuk menjalankan
perintahnya. Tidaklah mengherankan kalau bahaya kelaparan dan wabah
penyakit merajalela di mana-mana. Akibat kelaparan itu ribuan jiwa
meninggal dunia, khususnya di daerah Cirebon, Demak dan Grobogan.
Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Di samping
itu, juga terjadi penyakit busung lapar (hongorudim) di mana-mana.
Sistem Tanam Paksa mengakibatkan kesengsaraan bangsa Indonesia,
sebaliknya sangat menguntungkan bagi Belanda. Kas negara yang semula
kosong, dapat terpenuhi. Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi. Belanda
berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.
Belanda memperoleh keuntungan 832 juta golden.