Page 12 - Sela Nur VIka _PGSD C
P. 12

d. Akhir Tanam Paksa


            Sistem  Tanam  Paksa  yang  mengakibatkan  kemelaratan  bagi  bangsa  Indonesia,
            menimbulkan reaksi dari berbagai pihak. Baron Van Hoevel, seorang pendeta Batavia,
            setelah  kembali  ke  negeri  Belanda  menganjurkan  Sistem  Tanam  Paksa  dihapuskan.
            Douwes  Dekker,  seorang  pejabat  Belanda  yang  pernah  menjadi  Asisten  Residen
            Lebak  (Banten),  menganjurkan  Sistem  Tanam  Paksa  dihapuskan.  Dengan  nama
            samaran  "Multatuli"  yang  berarti  aku  telah  banyak  menderita",  Douwes  Dekker
            menulis  buku  Max  Havelaar  atau  Lelang  Kopi  Persekutuan  Dagang  Belanda  (1859).
            Golongan  liberal  di  negera  Belanda  juga  mendukung  penghapusan  Sistem  Tanam
            Paksa.  Mereka  menghendaki  pembaharuan,  bukan  karena  kasihan  melihat
            penderitaan rakyat, melainkan karena ingin menanamkan modalnya di Indonesia


          Akibat  adanya  reaksi  tersebut,  pemerintah  Belanda  secara  berangsur-angsur
          menghapuskan sistem tanam paksa. Sistem pemaksaan menanam nila, teh, kayu
          manis dihapuskan dalam tahun 1865, tembakau tahun 1866, kemudian menyusul

          tebu  tahun  1884.  Sistem  pemaksaan  menanam  terakhir  yang  dihapus  adalah
          tanaman kopi yakni sampai tahun 1917, karena kopi paling banyak memberikan
          keuntungan.








          Berpikir Kritis





               Bentuklah kelompok (5 anak) dan diskusikan.
               Mengapa       sistem      Tanam      Paksa     merusak
               kehidupan  bangsa  Indonesia,  dan  sebaliknya
               menguntungkan pihak Belanda?
               Hasilnya kumpulkan
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17