Page 4 - emodul percobaan
P. 4

JURNAL INKUIRI
                  ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 144-154)
                  http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains


                                    dalam mengamati gambar,        pembelajaran  Wenning  (2005)  menyatakan
                                    membandingkan dan menyusun     model pembelajaran Discovery learning adalah
                                    langkah kerja.
                                                                   model  pembelajaran  yang  membantu  siswa
                                    Kegiatan manipulasi: bertujuan   mengembangkan  suatu  konsep  berdasarkan
                                    melatih kemampuan siswa        pengalaman pertama yang diberikan oleh guru.
                                    dalam memilih alat dan bahan   Pendapat  ini  juga  didukung  oleh  penelitian
                                    percoban, menyusun prosedur    Shen  (2007)  yang  menyatakan  pendekatan
                                    kerja, melatih keterampilan
                                    unjuk kerja dan melatih        pembelajaran  penemuan  terbimbing  dengan
                                    keterampilan siswa dalam       menggunakan media yang sesuai dan memadai
                                    melakukan pengamatan hasil     dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa
                                    percobaaan.                    dan  kerja  ilmih  siswa  SDN  2  dan  SDN  5
                                                                   Mataram.  Kemudian  Batubara  (2014)  dalam
                                    Kegiatan generalisasi: bertujuan
                                    melatih kemampuan siswa        penelitiannya  menyatakan  bahwa  strategi
                                    melakukan analisis data untuk   pembelajaran  inkuiri  maupun  discovery  dapat
                                    membuat kesimpulan hasil       meningkatkan  hasil  belajar  siswa  pada  materi
                                    percobaan. Selain itu adanya   bioteknologi.   Selain   itu   Tran   (2014)
                                    diskusi kelompok berpotensi
                                    mengembangkan sikap sosial     menyimpulkan    bahwa   model    Discovery
                                    siswa dalam satu kelompok.     Learning  lebih  efektif  daripada  model
                                                                   pembelajaran  tradisional.  Oleh  karena  itu
                                    Kegiatan verifikasi: adanya    Wenning  (2005)  membagi  kemampuan  dasar
                                    presentasi kelompok berpotensi   yang  dikembangkan  oleh  model  Discovery
                                    mengembangkan sikap sosial
                                    siswa dalam satu kelas,        learning  meliputi  kemampuan  mengamati,
                                    menimbulkan keberanian siswa   memformulasikan konsep, membuat perkiraan,
                                    dalam mengungkapkan            membuat  kesimpulan,  mengkomunikasikan
                                    pendapat, menghargai teman     dan mengklasifikasikan hasil.
                                    dan menimbulkan rasa
                                    pentingnya mufakat dalam             Modul  yang  dikembangkan  dibagi
                                    diskusi.                       menjadi 3 bagian. Pembagian modul ini sesuai
                                                                   dengan  pendapat  Purwanto  dkk  (2007)  yang
                                    Kegiatan aplikasi: dalam       menyatakan komponen modul terbagi menjadi
                                    kegiatan aplikasi soal yang
                                    disajikan bukanlah soal yang   3  bagian  yaitu  bagian  pendahuluan,  bagian
                                    bersifat hafalan tetapi suatu   utama  dan  bagian  penutup.  Dalam  kegiatan
                                    permasalahan yang aplikatif dan   Inti,  pembelajaran  modul  menggunakan  basis
                                    menuntut siswa mengambil       model     Discovery    learning.    Model
                                    keputusan secara bijak         pembelajaran  Discovery  Laerning  pada  Level
                                    berdasarkan hasil penemuan
                                    konsep bersama.                of  Inquiry  bukanlah  Discovery  Learning
                                                                   murni.  Karena  menurut  Wenning  (2005)
                                                                   Discovery  Learning  merupakan  level  1  dari
                        Modul  yang  dikembangkan  bertujuan       Level  of  Inquiry  dimana  peran  guru  masih
                  untuk  mengatasi  permasalahan  belajar  siswa   dominan    dalam   kegiatan   pembelajaran.
                  yang  kompleks,  basis  model  pembelajaran      Pemilihan basis model Discovery Learning ini
                  yang dirasa sesuai adalah model pembelajaran     sejalan  dengan  pendapat  Prince  dan  Felder
                  level  of  inquiry.  Menurut  Wenning  (2011)    (2007)  yang  menyatakan  bahwa  Discovery
                  model  pembelajaran  level  of  inquiry  adalah   Learning  yang  merupakan  salah  satu  metode
                  suatu  pendekatan  yang  menginstruksikan        pembelajaran  induktif  dalam  penggunaannya
                  mendorong  pengembangan  kecerdasan  dan         dianjurkan  tidak  menggunakan  Discovery
                  keahlian  saintifik  dengan  cara  melakukan     Learning murni dalam mengajarkan materi ajar
                  penyelidikan    secara    sistematis   dan       kepada  siswa  SD  sampai  Sarjana.  Karena
                  komprehensif. Salah satu model pembelajaran      konsep  trial  and  error  dan  minimnya
                  level  of  inquiry  adalah  model  Discovery     bimbingan  dapat  menyebabkan  kegagalan
                  learning. Lebih lanjut menurut hirarki orientasi   pencapaian  tujuan  pembelajaran.  Lebih  lanjut



                                                              147
   1   2   3   4   5   6   7   8   9