Page 110 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 110

Fatwa dalam Humor
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                    dipotong. Sebelum makan, Ayah mengedipkan matanya pada
                    saya, maksudnya agar saya menjaga sopan santun kalau
                    makan di rumah orang.

                        Saya mengerti kode itu karena telah diperingati  Ayah
                    sepanjang perjalanan dan tatkala sebelum tidur.  Ayah
                    memperingatkan saya, “Kita sekarang dalam keadaan susah,
                    orang-orang kampung itu melayani dengan menyediakan
                    makan enak, padahal mereka sendiri sama saja dengan kita.
                    Oleh karena itu, kalau dihidangkan makanan enak, jangan
                    cama (rakus). Siapa tahu, mungkin mereka terpaksa berutang
                    untuk menjamu kita. Setelah kita pergi, dia mengalami
                    kesulitan memikirkan pembayaran utangnya.” Saya
                    mengangguk mengerti.
                        Ada sebuah cerita Ayah yang saya ingat:

                        Pada suatu hari ada seorang Engku Lebai, kerjanya
                    tukang baca doa bila ada orang kenduri. Engku Lebai itu
                    setiap bangun pagi yang dipikirkannya, di manakah orang
                    kenduri hari itu. Maklum, Lebai itu tak mampu membeli dan
                    menggulai ayam sendiri. Maka, dia pun sejak pagi mondar-
                    mandir mencari-cari rumah orang yang kenduri.
                        Di lain tempat, ada seorang nenek tua yang hari itu
                    seperti orang kehilangan akal, memikirkan mau mengadakan
                    kenduri, terkait 40 hari kematian suaminya. Nenek itu ingin
                    melupakan kenduri 40 hari itu, tapi tahu-tahu dia lihat Engku
                    Lebai lewat di depan rumahnya. “Masya Allah,” kata Nenek
                    itu dalam hatinya. Engku Lebai telah mengingatkannya pada
                    kewajiban. Nenek itu pun repot memikirkan kewajibannya
                    itu. Satu-satunya yang masih berharga untuk bisa diju al
                    adalah paculnya, yang lain tak bisa lagi dijadikan uang. Apa



                                                                          93

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:39 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   93
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   93       1/13/2017   6:18:39 PM
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115