Page 146 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 146

Anak-Anak Kesebelas
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Sampai hari tuanya,Ayah mempunyai sepuluh orang anak
                    yang masih hidup, anaknya yang bungsu, Syakib lahir tahun
                    1955, sesudah itu kami tak punya adik lagi. Zaky yang sulung
                    sebenarnya anak kedua, ada yang lebih tua, tapi meninggal
                    dalam usia 5 tahun, namanya Hisyam. Saya anak ketiga dan
                    anak kedua yang masih hidup. Di bawah saya, Fakhri, Azizah,

                    Irfan, Aliyah, Fathiyah, Hilmi, Afif, dan Syakib.
                        Seingat saya, ketika kami masih empat orang di Medan,
                    ada tiga orang yang tinggal serumah dengan kami, yaitu
                    adik-adik Ayah, dan Ummi mereka, ialah Muhammad Zen,
                    Amiruddin, dan Nurjanah. Ka dang-kadang untuk waktu yang
                    lama adik Ayah yang lain, seperti Rohana juga  tinggal bersama
                    kami di Medan. Kemudian Anwar Rasyid, kemenakan Ayah
                    yang juga sudah almarhum. Mereka baru memisahkan diri
                    setelah berumah tangga.
                        Ketika di Padang Panjang menjadi Ketua Muhammadiyah
                    Sumatra Barat, adik Ummi yang perempuan, Mariati dan tiga
                    orang kemenakan, anak-anak Buya St.Mansur dan anak dari
                    adik Ayah yang perempuan, Asma Karim, tinggal bersama
                    kami. Di samping seorang pemuda asal Pitalah, Padang
                    Panjang, bernama Abdul Aziz.

                        Kasim Mansur seorang penyair di zamannya, anak dari
                    sahabat  Ayah waktu di Makassar, Mansur  Yamani, men-
                    ceritakan kepada saya bahwa sebelum ke Medan, Buya
                    Hamka tinggal beberapa tahun di Makassar. Waktu itu, anak
                    dia baru dua orang, ketika meninggalkan Makassar pada
                    1934, dia membawa abang Kasim Mansur bernama Naeef
                    Man sur untuk belajar dan tinggal bersama Ayah di Padang
                    Panjang.



                                                                         129

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:52 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   129
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   129      1/13/2017   6:18:52 PM
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151