Page 150 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 150

Anak-Anak Kesebelas
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                    tak satu sen pun uangnya terpakai untuk modal pertama. Ayah
                    memesan pada penerbit buku-buku karangannya di Medan
                    dan Jakarta, yang kemudian dipasang iklannya di surat kabar.
                    Alhamdulillah, usaha itu sedikit-sedikit berjalan, terutama di
                    bawah Pemimpin Mawardi A.W. Waktu itu, saya sekolah ke
                    Yogya. Setelah Mawardi berumah tangga dan punya usaha
                    sendiri, Pustaka Keluarga itu tidak bisa lagi diteruskan.

                        Setelah pindah ke rumah yang agak besar di Kebayoran
                    Baru, yang kebetulan berdekatan dengan masjid, pemuda-
                    pemuda yang datang semakin banyak, bukan hanya anak
                    Minang, tapi juga dari daerah-daerah lain.  Anak-anak
                    Ayah yang sudah remaja, masing-masing punya sejumlah
                    kawan, baik laki-laki maupun perempuan. Mungkin untuk
                    mengetahui teman sepermainan anak-anaknya, Ayah selalu
                    menanyakan nama dan asal-usul kawan-kawan kami dengan
                    ramah. Karena itu, teman-teman kami senang pula datang ke
                    rumah dan bertemu dengan Ayah. Banyak di antara mereka
                    yang lebih senang makan dan tidur, dan ikut shalat jamaah
                    di rumah kami selama berhari-hari daripada pulang ke rumah
                    orangtuanya.
                        Drs. H. Mughni yang bertemu pertama kalinya dengan
                    Ayah di  Amerika, membiasakan memanggilnya seperti
                    panggilan kami anak kandungnya, yaitu Ayah. Seorang gadis
                    Tionghoa beragama Kristen bernama Ellizabeth menyatakan
                    ingin masuk Islam, lalu bertukar nama menjadi Mardiah
                    Hayati. Dia rajin menanyakan soal-soal agama kepada Ayah.
                    Lama dia sekamar dengan Azizah di rumah kami di Jalan
                    Raden Patah. Dia pun memanggil dengan sebutan Ayah.






                                                                         133

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:52 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   133
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   133      1/13/2017   6:18:52 PM
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155