Page 148 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 148

Anak-Anak Kesebelas
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Kami menyaksikan lewat jendela kedatangan pasukan
                    Belanda. Mereka berhenti tepat di hadapan rumah kami,
                    karena rumah kami terletak di jalan Raya Solok-Padang
                    Panjang yang dilalui oleh pasuk an Belanda itu. Dalam
                    keadaan ketakutan, saya yang berumur 11 tahun itu, berdua
                    dengan Bang Zaky terkurung dalam rumah. Setelah matahari
                    tenggelam dan keadaan sangat gelap, kami memberanikan
                    diri keluar rumah lewat dapur, dan terus menuju bancah
                    (rawa-rawa) di belakang rumah.

                        Tiba-tiba kami bertemu dengan seorang laki-laki yang
                    memakai mantel hujan.Orang itu adalah Ihsanuddin, murid
                    Kulliyatul Mubaligin Padang Panjang. Dia tinggal di sebuah
                    asrama yang tak jauh dari rumah kami. Saat itu, dia juga sedang
                    melarikan diri tak tentu arah. Dan kemudian menggabungkan
                    diri bersama kami menuju tempat pengungsian Ummi di
                    sebuah kampung.
                        “Mari ikut kami,” ajak saya. Kami menuju tempat
                    pengungsian Ummi dan adik-adik. Sementara Ayah masih
                    terkurung dalam kota ka rena tak sempat lari sewaktu
                    mendengarkan pidato radio  Tan Malaka di sebuah toko.
                    Namun setelah keadaan sepi di rumah pengungsian, tiba-tiba
                    Ayah muncul, dan mengutarakan maksudnya untuk berjuang
                    bersama rakyat masuk hutan. Ummi tak berani melepaskan
                    Ayah berangkat sendi ri, mesti ada yang mengawal. Pada
                    waktu itu Ihsanuddin menyediakan dirinya.

                        Berangkatlah mereka berdua menunaikan tugas mem-
                    bangkit kan semangat rakyat yang terpukul karena serangan
                    Belanda. Sampai tahun 1950-an, Ihsanuddin tetap membantu
                    Ayah sambil mengaji kitab hadis dan kitab-kitab lain



                                                                         131

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:52 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   131
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   131      1/13/2017   6:18:52 PM
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153