Page 177 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 177

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                 Ayah mengajak saya membeli kambing ke Pasar  Tanah
                 Abang. Dia sendiri yang memilih 4 ekor kambing yang
                 besar-besar. Menurut Ayah, kambing aqiqah haruslah yang
                 besar. Betapa repotnya kedua menantu yang baru mela hirkan,
                 karena mereka harus lebih banyak tinggal di Jalan Raden Pa-
                 tah sampai selesai bayi-bayi itu di aqiqahkan, belum boleh
                 dibawa pu lang ke rumah mereka masing-masing.

                     Kedua menantu sering kena marah karena belum pandai
                 me makaikan kain popok, tidak pandai memandikan dan
                 mengurus anak. Pada jam-jam memandikan,  Ayah turut
                 menyaksikan dan membantu atau mungkin mengganggu.
                     Setelah bayi-bayi itu dibawa ke rumah orangtuanya
                 masing-masing, kerapkali  Ayah datang. Kadang-kadang
                 sendiri atau berdua de ngan Ummi melihat cucunya.  Tentu
                 saja, tak lupa membawa oleh-oleh untuk anak-anak yang
                 belum mengerti apa-apa itu.

                     Di depan rumah di Jalan Raden Patah waktu itu, ada dua
                 batang pohon mangga, dan sebatang pohon jambu. Pohon
                 buah-buahan itu pada musimnya, berbuah lebat. Melihat
                 mangga dan jambu yang ber gantungan, Ummi yang selalu
                 memelihara pohon-pohon itu menjadi sangat hati-hati, yang
                 ditakutkan bukan anak-anak iseng yang mau mencuri, tapi
                 anak-anaknya sendiri.
                     “Hei jangan diambil, kalau sudah matang mau dibawa
                 ke Tebet (rumah saya) atau ke Jalan Mangunsarkoro (rumah
                 Fakhri). Cucu di sana senang dengan mangga.”
                     Padahal cucu itu baru berumur setahun.

                     Suatu hari Ayah berbicara kepada cucunya, “Nanti kalau
                 sudah lebih besar, kalian yang nakal-nakal memanjat pohon-


                 160                                          pustaka-indo.blogspot.com





                                                                         1/13/2017   6:18:54 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   160      1/13/2017   6:18:54 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   160
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182