Page 236 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 236
Ketua Umum Majelis Ulama
http://pustaka-indo.blogspot.com
makan malam bersama Gubernur Makkah. K.H. Syukri
mengusulkan agar Buya Hamka bertindak sebagai Ketua dan
Juru bicara Delegasi Indonesia. Beberapa orang yang hadir
setuju usulnya.
Sore itu, ada awan tebal di atas Kota Makkah. Dari
keterangan beberapa orang mahasiswa yang bertemu dengan
kami, biasanya akhir September atau awal Oktober akan
turun hujan dan angin agak kencang. Peralihan dari musim
panas ke musim dingin sudah mulai terasa. Kami pun siap-
siap menunggu waktu Magh rib di Masjidil Haram. Kami
menghadiri resepsi di istana Gubernur Makkah, bertemu
dengan Syaikh Saleh Gazzaz, Sekjen Rabithah, dan delegasi-
delegasi lain dari berbagai negara. Di balik keramah-tamahan
itu, saya memperhatikan sepasang mata berwarna biru yang
selalu memandang ke arah Ayah. Seorang gemuk berjubah
kuning gading, tapi bergerak lincah ke sana kemari. Delegasi-
delegasi lain tampaknya selalu merubungi orang itu, tapi
bila kebetulan agak berdekatan dengan Ayah, dia sengaja
menjauhkan diri. Sepertinya orang itu adalah pemegang
peranan penting dalam konferensi. Tapi kesan saya, dia tidak
simpatik, terutama bila mata birunya terarah kepada orang-
orang Indonesia, khususnya Ayah.
Saya mendekatinya, lalu mengulurkan tangan. “I am
from Indonesia.” Lalu saya kembali pada Ayah yang sedang
ngobrol dengan beberapa orang yang dikenalnya.
Saya berbisik, bertanya, “Kenalkah Ayah dengan orang
gemuk yang lincah itu?”
“Dia adalah Wakil Sekjen, namanya Safwad Sakka. Ayah
kenal juga, tapi belum begitu intim,” jawab Ayah.
219
pustaka-indo.blogspot.com
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 219
1/13/2017 6:18:56 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 219 1/13/2017 6:18:56 PM