Page 237 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 237
Pribadi dan Martabat Buya Hamka
http://pustaka-indo.blogspot.com
Para delegasi menuju tempat konferensi. Di pintu keluar,
Gubernur menunggu dan bersalaman sambil melepas tamu-
tamunya, didampingi oleh Sekjen dan Wakil Sekjen. Ketika
tiba giliran Ayah, Wakil Sekjen Safwad memperkenalkan diri,
“Min Undunesia,” tanpa menyebut nama Ayah.
“Ahlan wa sahlan,” ujar Gubernur dan Ayah berlalu.
Sedangkan saya mendengar Safwad selalu menyebut nama-
nama anggota delegasi lain.
Suasana di gedung kantor Rabithah tempat konferensi
penuh sesak tatkala kami masuk. Kami memilih tempat duduk
yang bertuliskan Indonesia dengan tulisan Arab. Ternyata
yang memimpin sidang adalah Safwad yang bermata biru
dan gemuk pendek itu. Setelah pembacaan ayat-ayat suci
dan sambutan-sambutan, Syaikh Al-Azhar dari Mesir dan
Rektor Universitas Madinah yang tunanetra membacakan
gagasannya. Lalu pemandangan umum dari beberapa orang
delegasi dengan cara yang agak kurang teratur, karena mereka
bicara dengan rebutan.
Malam pertama konferensi itu, delegasi Indonesia masih
saja jadi penonton. Sidang dilanjutkan siang harinya, para
delegasi mulai banyak yang bicara dengan semangat berapi-
api, disertai teriakan-teriakan takbir. Setelah shalat Zhuhur,
sidang dilanjutkan, acaranya mendengarkan pandangan
umum yang sebenarnya lebih mirip kontes pidato yang
panjang-panjang. Kami pun pulang menjelang tibanya waktu
Ashar.
Namun, saya masih melihat sudut mata berwarna
biru melirik kami dengan pandangan sinis. Ketika sedang
menunggu mobil yang akan membawa kembali ke hotel,
220 pustaka-indo.blogspot.com
1/13/2017 6:18:56 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 220
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 220 1/13/2017 6:18:56 PM