Page 173 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 173

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  171
            Ziyad  an-Naqqasy,  Ahmad  ibn  Yahya  dan  Muhammad  ibn  Yahya).
            Dalam  kitab  al-Mizan  adz-Dzahabi  hanya  menuliskan:  “Abdul
            Wahhab  ibn  Musa,  dari  Abdur-rahman  ibn  Abiz-Zanad,  bahwa  ia
            memberitakan: “Anna Allah ahya li ummi fa amanat bi….”, [redaksi
            hadits  seterusnya],  tidak  diketahui  siapakah  sebenarnya  manusia
            pendusta [terkait hadits ini], sesungguhnya hadits ini adalah bohong,
            ia menyalahi hadits sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah telah
            meminta  kepada  Tuhan-nya  (Allah)  untuk  ziarah  dan  memintakan
            ampunan  kepada-Nya (istighfar)  bagi  ibundanya  namun Allah  tidak
            mengizinkan itu baginya”. (Demikian tulisan adz-Dzahabi)
                    Kesimpulan redaksi adz-Dzahabi ini bahwa ia menilai hadits
            ihya’ al-abawain sebagai hadits cacat dengan dua alasan, (pertama);
            adanya jahalah pada sosok Abdul Wahhab ibn Musa, (kedua); bahwa
            hadits  ihya’  al-abawain  ini  berseberangan  dengan  dengan  hadits
            lainnya  yang  menyebutkan  bahwa  Rasulullah  telah  meminta  izin
            kepada  Allah  untuk  memohonkan  ampunan  kepada-Nya  bagi
            ibundanya namun beliau tidak mendapatkan izin (hadits al-stighfar).
                    Al-Hafizh  as-Suyuthi  menjawab  pendapat  adz-Dzahabi  ini,
            berkata:
                    “[Pertama];  Jahalah yang diklaim  oleh  adz-Dzahabi  tentang
            Abdul Wahhab ibn Musa telah hilang dengan adanya penilaian Ibnu
            Hajar dalam Lisan al-Mizan yang menyebutkan bahwa Abdul Wahhab
            ibn  Musa  adalah  seorang  yang  tsiqah,  dan  Ibnu  Hajar  sendiri
            menilainya tidak memiliki cela. Dan sesungguhnya Abdul Wahhab ibn
            Musa  ini  seorang  yang  dikenal  (ma’ruf)  termasuk  dari  orang-orang
            yang  mengambil  riwayat    dari  Imam  Malik,  dan  hadits  ihya’  al-
            abawain ini yang juga ia meriwayatkannya dari Imam Malik.
            Bukti lain yang mengungkap siapa sosok Abdul Wahhab ibn Musa di
            atas adalah riwayat al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab as-
            Sabiq  Wa  al-Lahiq,  berkata:  “Telah  mengkhabarkan  kepada  kami
            Abul Ala al-Wasithi, berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami al-
            Husain  ibn  Ali  ibn  Muhammad  al-Halabi,  berkata:  Telah
            mengkhabarkan kepada kami Abu Thalib Umar ibn ar-Rabi’ az-Zahid,
            berkata:  Telah  mengkhabarkan  kepada  kami  Ali  ibn  Ayyub  Abul
            Qasim  al-Ka’bi,  berkata:  Telah  mengkhabarkan  kepada  kami
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178