Page 116 - Art of Ericksonian Hypno
P. 116
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
Anda bisa bercakap-cakap santai dengan subjek anda. Jika ia tampak gelisah,
anda bisa mengambil kegelisahannya. Katakan, “Kau santai saja, biar aku
yang sedikit gelisah. Aku yang harus melakukan sesuatu untukmu.”
Baik dalam sesi eksperimen maupun dalam terapi, anda membutuhkan
kerjasama dari subjek. Jadi gunakan pra-induksi sebaik-baiknya untuk
memuluskan keberhasilan kerjasama anda dan subjek anda.
Orang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan sesi hipnosis di tahap
pra-induksi adalah anda. Anda yang akan menjadi operator hipnosis, anda
yang akan membimbing subjek agar ia mulus memasuki trance. Karena itu
dibutuhkan fleksibilitas di pihak anda untuk menghadapi subjek dengan
kepribadian seperti apa pun, dengan kebiasaan seperti apa pun, dengan
perangai seperi apa pun. Andalah yang harus menyesuaikan diri dengan
subjek. Anda yang harus mengakrabkan diri dengan peribahasa “masuk ke
kandang kambing mengembik, masuk ke kandang harimau mengaum”. Anda
yang harus melakukan upaya untuk menjadikan diri anda satu golongan
dengan subjek anda. Dan keluwesan seorang operator diperlukan di sini
untuk menjadikan dirinya secara mudah membangun keterhubungan dengan
subjek.
Pra-induksi dalam percakapan informal
Anda tidak harus formal melakukan pra-induksi. Bahkan dalam sesi terapi,
tahap pra-induksi mestinya bisa anda jalankan serileks mungkin. Berikut
adalah contoh pra-induksi tidak formal yang saya lakukan terhadap subjek.
Suatu hari saya dolan ke kantor lama, penerbit buku Mediakita. Ada
beberapa kantor penerbitan tempat itu dan Mas Moelyono, pemimpin redaksi
Visimedia, dengan antusias mengajak bicara soal hipnosis. Visimedia banyak
menerbitkan buku-buku hipnosis, dan sebagai pemimpin redaksi penerbitan
tersebut, Mas Moelyono tentu saja sudah membaca naskah-naskah yang ia
terbitkan. Ia memiliki pemahaman luas tentang hipnosis berkat buku-buku
yang ia terbitkan.
Ia kemudian mempraktekkan beberapa cara menghipnotis, beberapa kali
berhasil. Ia menerapkan teknik-teknik uji sugestibilitas, beberapa kali
berhasil. Namun pada salah satu rekan kerjanya, ia tidak berhasil. Uji
sugestibilitas yang dilakukannya gagal.
“Dia ngeyelan, Mas,” katanya. “Disugesti nggak mau nurut. Coba kalau anda
yang melakukannya.”
A.S. Laksana 116

