Page 129 - Art of Ericksonian Hypno
P. 129

The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya


                       kepadamu untuk melanjutkan pekerjaannya, dan mengatakan bahwa
                       putrinya akan senang sekali menemanimu selagi kau menunggu.

                       Kau meyakinkan si ibu bahwa kau akan merasa sangat nyaman dan
                       bahkan sekarang kau bisa mengingat kembali rona kegembiraanmu
                       ketika membayangkan duduk ditemani oleh gadis cantik. Saat ibunya
                       meninggalkan ruangan, kau mulai bercakap-cakap dengan gadis itu. Di
                       luar sikap pemalu dan pendiamnya, kau segera mendapati bahwa gadis
                       itu ternyata seorang pembicara yang memikat selain enak dipandang.
                       Kau segera tahu bahwa ia sangatlah suka melukis, kuliah di sekolah seni,
                       dan benar-benar sangat tertarik dalam seni. Ia malu-malu menunjukkan
                       kepadamu beberapa vas yang telah ia lukis.

                       Akhirnya ia menunjukkan kepadamu sebuah piring kaca kecil yang telah
                       ia hias dengan lukisan yang sangat artistik. Ia bilang piring itu ia hias
                       sebagai asbaik untuk ayahnya, tetapi kemudian lebih berfungsi hiasan
                       ketimbang asbak yang sesungguhnya. Kau sangat memuji itu.
                       Membicarakan penggunaan piring sebagai asbak ini membuatmu sangat
                       ingin merokok. Karena gadis itu masih sangat muda kau ragu
                       menyodorinya sebatang rokok. Juga, kau tidak tahu bagaimana perasaan
                       ayahnya tentang hal-hal semacam ini, akan tetapi kau ingin menjalankan
                       sopan santun merokok. Saat kau merasakan pikiranmu berkecamuk
                       dengan pertimbangan-pertimbangan ini, kau menjadi semakin tidak
                       sabar.

                       Gadis itu tidak mempersilakanmu merokok sehingga masalahmu
                       rampung, dan kau terus berharap bisa menawarinya sebatang rokok.
                       Akhirnya dalam keputusasaan kau meminta izin kepadanya untuk
                       merokok, yang segera ia berikan, dan kau mengambil sebatang rokok
                       tetapi tidak menawarinya. Saat kau merokok kau melayangkan
                       pandanganmu mencari asbak. Gadis itu, saat memperhatikan
                       pandanganmu, mempersilakanmu menggunakan asbak yang ia rancang
                       untuk ayahnya. Dengan kikuk kau menggunakan piring itu dan memulai
                       pembicaran tentang berbagai hal.

                       Saat kau berbicara kau jadi sadar betapa tidak sabarnya kau menunggu
                       ayahnya pulang. Seketika itu juga kau semakin tidak sabar sehingga kau
                       tidak bisa lagi menikmati rokok. Dan kau sungguh gelisah dan tertekan
                       sehingga kau menaruh begitu saja ke piring itu ketika rokokmu sudah
                       pendek dan tidak mematikannya lebih dulu. Dan kau melanjutkan
                       pembicaraan dengan si gadis. Gadis itu jelas tidak memperhatikan
                       tindakanmu, tetapi setelah beberapa menit kau tiba-tiba mendengar
                       suara retakan, dan kau segera menyadari bahwa rokok yang kauletakkan



                   A.S. Laksana                                                                       129
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134