Page 127 - Art of Ericksonian Hypno
P. 127

The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya


                   saran Erickson, efek yang tidak terduga dari tindakan mengikuti saran itu
                   adalah munculnya situasi romantis, tumbuhnya kembali, diperbaruinya lagi,
                   perasaan cinta pada dua orang yang berniat berpisah.

                   Milton Erickson tidak memberi saran klise, “Pertimbangkanlah baik-baik
                   keputusan kalian, pertahankan cinta kalian.” Ia hanya merancang situasi
                   tertentu yang efeknya sudah ia perhitungkan, tetapi tidak pernah disadari
                   oleh subjek. Mereka menyepakati karena saran yang disampaikan oleh
                   Erickson sangat masuk akal dan lebih baik ketimbang perpisahan yang
                   buruk.

                   Dalam menerapkan Teknik Rehearsal, ia mula-mula sering menggunakan
                   cerita rekaan. Ia menyampaikan kisah fiktif yang dialami oleh subjek pada
                   suatu ketika, di mana ia mengalami situasi tertentu dan bagaimana masalah
                   itu diatasi.

                       “Sekarang, saat kau melanjutkan tidurmu, aku akan
                       membangkitkan lagi dalam pikiranmu sebuah peristiwa yang terjadi
                       belum lama berselang. Karena aku menceritakan lagi peristiwa ini
                       kepadamu, kau akan mengingat secara penuh dan utuh semua yang
                       telah terjadi. Kau punya  alasan tepat untuk melupakan kejadian ini,
                       tetapi karena aku mengingatkan itu, kau akan teringat lagi setiap
                       detail secara utuh.”

                   Perhatikan bagaimana ia mensugesti subjeknya bahwa ia “punya alasan tepat
                   untuk melupakan kejadian ini”. Erickson menyampaikan demikian karena
                   yang akan ia sampaikan memang cerita rekaan dia. Tentu saja subjek tidak
                   punya ingatan apa pun terhadap kejadian yang nantinya dituturkan oleh
                   Erickson, semata-mata karena kejadian tersebut tidak pernah ia alami.

                   Dengan sugesti “lupa”, ia membuat subjek bisa meyakini bahwa peristiwa itu
                   mungkin benar-benar terjadi dan ia memang lupa. Dan sekarang Erickson
                   mengingatkannya tentang kejadian yang ia lupa.

                   Ini cara yang cerdik untuk menyampaikan pembelajaran melalui metafora.
                   Dalam situasi ketika subjek deep trance, ia menyampaikan cerita rekaan
                   yang paralel dan merupakan simbolisasi dari masalah neurotik yang dihadapi
                   subjeknya. Dengan cerita rekaan itu ia menyodorkan kepada subjek sebuah
                   masalah rekaan yang seolah-olah dihadapi oleh subjek dalam situasi tertentu.

                   Mengenai teknik cerita rekaan ini, ia mengingatkan kita bahwa yang penting
                   bukan melulu apa yang disampaikan, “Tetapi juga bagaimana cara
                   menyampaikan cerita itu.” Dan ia membawakannya dengan cara



                   A.S. Laksana                                                                       127
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132