Page 160 - Art of Ericksonian Hypno
P. 160

The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya











                   Bab 26 – Trance Deepening, Ericksonian


                   Style







                   Dengan mengikuti kebiasaan Erickson untuk mencari kesamaan-kesamaan
                   aspek antara pengalaman sehari-hari dan pengalaman hipnotik, maka kita
                   bisa merumuskan deep trance sebagai keadaan yang setara dengan orang
                   tidur nyenyak. Jadi dalam sesi hipnotik, deep trance adalah keadaan ketika
                   orang memasuki keadaan psikologis di mana fungsi kesadarannya nyaris
                   lumpuh atau tidak bekerja sama sekali. Ia akan tampak seperti orang yang
                   teler.

                   Deepening dengan gagasan keseharian

                   Untuk membuat orang memasuki kondisi deep trance, anda bisa
                   menanamkan kepada subjek, misalnya, bagaimana ketika orang tidur
                   nyenyak, semua suara hilang dari pendengaran. Anda mula-mula mensugesti
                   bahwa subjek hanya mendengar suara anda. Ketika memfasilitasi deep trance
                   anda bilang, “Bahkan suaraku pun hilang dari pendengaranmu. Kautahu,
                   Pram, ketika orang tidur nyenyak, semua suara hilang dari pendengarannya.
                   Dan kau bisa tidur nyenyak dan semua suara hilang dari pendengaranmu.
                   Dan suaraku pun bisa hilang dari pendengaranmu, dan itu akan membuatmu
                   semakin nyaman. Karena kautahu, bawah sadarmu tetap menangkap suaraku.
                   Ia berada dalam jangkauan. Ketika kau tidur sangat nyenyak, kau sama sekali
                   tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarmu, kau tidak merasakan sentuhan
                   pada tanganmu, kau tidak merasakan sentuhan-sentuhan lembut pada
                   kulitmu. Kadang kau bahkan tidak merasakan apa pun ketika tubuhmu
                   diguncang-guncang. Kautahu orang sulit dibangunkan dari tidur
                   nyenyaknya? Itu karena ia tidak merasakan apa-apa pada saat ia tidur
                   nyenyak. Jadi aku ingin keadaan yang seperti itu padamu.”




                   A.S. Laksana                                                                       160
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165