Page 175 - Art of Ericksonian Hypno
P. 175

The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya








                   Bab 29 – Terminasi







                   Terminasi adalah mengakhiri sesi hipnotik. Sesi hipnosis diakhiri ketika
                   anda, sebagai operator, menganggap bahwa pembelajaran yang melibatkan
                   kondisi trance sudah cukup untuk saat itu. Dalam sesi terapi anda
                   memberlakukan rentang waktu pertemuan, sehingga sesi diakhiri menjelang
                   habis waktu pertemuan, dan kepada subjek anda mengatakan, “Hal-hal yang
                   bisa dikerjakan sekarang sudah dikerjakan, dan ada hal-hal lain yang perlu
                   kita kerjakan di sesi berikutnya, kita ketemu lagi nanti, waktu dan jamnya
                   sama.”

                   Isyarat lain untuk melakukan terminasi adalah ketika situasi berkembang
                   menjadi tak tertahankan oleh subjek, dan anda kewalahan menanganinya.
                   Dan di sinilah pentingnya mempertahankan keterhubungan antara subjek dan
                   operator. Selama anda tetap nyambung dengan subjek, ketika situasi
                   berkembang rumit dan tak tertahankan bagi subjek, anda bisa mengatakan
                   saja, “Oke, dengar suaraku, kau masih menangkap suaraku... Sekarang,
                   buka matamu dan semuanya hilang begitu saja. Jika situasinya sedikit
                   merepotkanmu, kau bisa melakukan hal yang mudah saja.... buka matamu
                   dan semuanya hilang seketika.”

                   Dalam sesi eksperimen, anda memiliki pertimbangan sendiri untuk
                   menentukan waktu yang tepat kapan mengakhiri sesi. Anda sendiri yang
                   menetapkan tujuan eksperimen tersebut. Subjek kadang juga memiliki
                   keputusan sendiri untuk melakukan terminasi. Kadang ada subjek yang
                   mengakhiri situasi trance sebelum operator membangunkannya.

                   Dalam sesi terapi, diyakini bahwa sebaiknya subjek dibangunkan dalam
                   keadaan amnesia terhadap pengalaman-pengalaman hipnotiknya selama ia
                   trance. Ini demi menyelamatkan sugesti post-hypnotic dari pembahasan kritis




                   A.S. Laksana                                                                       175
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180