Page 23 - Art of Ericksonian Hypno
P. 23
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
3. Prinsip Kekuatan Emosi. Di sini kita paham bahwa dengan
menambahkan emosi pada sugesti, maka sugesti kita akan lebih
efektif.
Sekarang, mari kita rinci satu demi satu ketiga prinsip di atas.
Prinsip pertama tentang pemusatan perhatian, anda ingat, menyatakan bahwa
ketika perhatian secara spontan dipusatkan pada satu ide, maka ide tersebut
akan mewujudkan dirinya sendiri.
Ada dua macam ide yang bisa kita sodorkan kepada subjek, yakni berkaitan
dengan aktivitas gerakan otot (aktivitas motor) dan berkaitan dengan organ-
organ penginderaan (sensori).
Jika yang kita sodorkan adalah ide tentang gerakan otot atau aktivitas motor,
maka hal itu disebut aktivitas ideomotor. Misalnya, seseorang diminta
menjulurkan kedua tangannya ke depan dengan mata tertutup, dan diberi
gagasan bahwa pergelangan tangan kanannya diikat dengan tali dan tali itu
ditarik ke bawah, maka tangan kanan itu akan turun dengan sendirinya—
tanpa disadari.
Jika yang kita sodorkan adalah ide yang melibatkan organ-organ
penginderaan, misalnya tentang perubahan temperatur dan sebagainya, maka
itu disebut aktivitas ideosensori. Misalnya, seseorang dengan mata terpejam
disodori gagasan untuk mencelupkan tangannya pada seember air es, maka ia
akan merasakan dingin di tangan itu. Begitu dinginnya sehingga muncullah
fenomena matirasa. Aktivitas ideosensori ini juga terjadi dengan sendirinya.
Prinsip kedua tentang hasil yang berlawanan memberi tahu kita bahwa jika
seseorang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu tetapi di dalam
benaknya ia membayangkan tidak bisa, maka semakin keras ia berusaha,
semakin sulit ia mewujudkanya.
Contoh untuk ini diambilkan dari pernyataan Emile Coue. Jika seseorang
diminta berjalan di balok kayu sepanjang 5 meter yang diletakkan di lantai,
tanpa kesulitan apa pun ia akan bisa melakukannya. Tetapi jika balok itu
diletakkan melintang di atas dua kursi yang tingginya setengah meter dari
lantai, orang itu akan sedikit mengalami kesulitan untuk berjalan di atas
balok tersebut dari satu ujung ke ujung lainnya.
Bagaimana pula jika balok tersebut diletakkan melintang di atas dua gedung
yang tingginya dua puluh lantai? Orang itu ngeri membayangkan dirinya
A.S. Laksana 23

