Page 24 - Art of Ericksonian Hypno
P. 24
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
jatuh dan ia berpikir bahwa ia tidak akan bisa menyeberangi balok itu dari
ujung ke ujung. Semakin keras ia mencoba melintasi balok itu, semakin sulit
baginya untuk menyeberang.
Prinsip “semakin keras berusaha, semakin sulit” ini sering digunakan dalam
prosedur induksi.
Prinsip ketiga tentang kekuatan emosi menyebutkan bahwa emosi yang lebih
kuat cenderung mengalahkan emosi yang lebih lemah. Misalnya, jika dua
orang siswa sedang belajar dan salah seorang merasa malas melanjutkan
belajarnya dan ingin menonton film saja, ia bisa menyodorkan sugesti ke
temannya, “Nonton film saja yuk!”
Untuk memperkuat ajakan tersebut, ia bisa melanjutkan sugestinya dengan
mengingatkan.”Kau ingat terakhir kali kita belajar keras menjelang ujian,
dan kau jeblok?” Dengan menambahkan emosi pada ajakan nonton film
tersebut, hampir bisa dipastikan bahwa temannya akan menutup buku dan
mengatakan, “Mari!”
Nah, sebagai hipnotis, anda akan selalu bekerja dengan sugesti-sugesti yang
dilandasi prinsip-prinsip psikologis di atas. Karena itu pahami ketiganya
baik-baik.
Singkatnya, anda akan selalu bekerja dengan cara memusatkan perhatian
subjek anda, menyarankan imajinasi tertentu ke benak subjek anda, dan
memberikan muatan emosi ke dalam kalimat-kalimat sugesti anda. Dan anda
melakukannya karena ketiga hal tersebut valid secara psikologis.
Sekarang, setelah memahami prinsip-prinsip psikologis sugesti, kita akan
memasuki bab berikut tentang prinsip dasar hipnosis, yakni monoedism atau
gagasan tunggal. Bab ini akan membicarakan sekaligus bagaimana teknik-
teknik memusatkan gagasan yang bisa anda terapkan untuk membawa subjek
ke dalam kondisi kesadaran tunggal.
A.S. Laksana 24

