Page 19 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 19

Memahami Makna Bid‟ah | 17

            keadaan  menyalahi  keadaan  (yang  normal)  maka  disebutlah
            dengan bid‟ah. Kata bid‟ah adalah bentuk ism (kata benda) dari
            kata al-ibtida‟. Seperti bentuk kata “ar-rif‟ah” bentuk ism dari kata
            “al-irtifa‟”. Kemudian penggunaan kata bid‟ah umum dipakai bagi
            sesuatu  yang  (bersifat)  megurangi  dalam  ajaran  agama,  atau
            menambahinya.  Akan  tetapi  kadang  sebagian  bid‟ah  tersebut
            bukan sesuatu yang  makruh; maka dinamakanlah dengan bid‟ah
            yang mubah (bid‟ah yang boleh). Dan dia adalah sesuatu yang pada
            jenisnya memiliki dasar dalam Syara‟, atau sesuatu yang (dengan
            dirintis)  karena  mencari  adanya  maslahat  (kebaikan)  untuk
                             8
            menolak bahaya”.
                   (Empat): Pakar  bahasa  lainnya,  al-Imam  al-Lughawiy  al-

            Fayruzabadi  (w  817  H)  dalam  al-Qamus  al-Muhith  menuliskan
            sebagai berikut:

                  َ؛ثكدـٟا َ ُ َ ونموَ، ؿاػ َ مػكهإا  ْ َ  َ َ عػب َ دػ َ  َ ِ نػكدػلاَقي َ َ ثد َ ـٟاَر َ سكلابَةع َ دبلا َ و َ
                                                                 ْ
                                                  ُ
                                                         ْ
                                 َ
                                                     َ
                           ٍ
                                        ٍ
                                                ّ ُ
                                                            َ
                   ْ  ،ة َ َ وأ َ  َ َ ليب َ  َ َ ض  َ ةعدبَلكو َ ٌ َ ةعدب َ َ ةثدم٤  ّ  َ َ َ ك َ ل َ  َ فإفَروممأاَتاث َ دم٤ َ وَم ُ  ّ َ كإ َ كا
                                                              َ
                  ِ َ و َ ءا َ  َ َ ىمأا  َ ن َ َ َ مَملسوَويلعَ للاَ ىلصَ بي ّ  َ َ نلا  َ دعب َ َ ث ِ َ ح َ د  َ تساَ  َ ام  َ يى
                          ِ
                                                  َ
                                                      َ
                     ْ
                                                           ُ ْ
                                                                  َ
                                              ِ
                  َ َ لكَ ة َ عدبلاَ ؛ت َ ّ ك َ ي  َ سلا  َ ن َ  َ باَ ؿاقوَ ، َ ثي  َ َ ّ للا  َ ُ ؿوقَ اذ َ ىوَ  ؿا ،  َ م َ َ عمأاو
                                                                ْ
                  ُّ
                       َ
                                                         َ
                                   ْ
                                      ْ ُ
                                                           َ  ػىاَ.ة  َ م٤ َ د َ َ ث  ُ َ
            “Kata  al-bid‟ah  dengan  kasrah (pada huruf ba‟); adalah perkara
            baru dalam agama setelah sempurna. Dalam makna itu sebuah
            hadits “Hindarilah oleh kalian membuat perkara-perkara baru, maka
            sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid‟ah, dan setiap bid‟ah adalah
            sesat”. Atau; bid‟ah adalah sesuatu yang dirintis (dibuat tanpa ada
            contoh  sebelumnya)  setelah  Rasulullah  dari  al-Ahwa‟  (faham-
            faham  sesat)  dan  al-A‟mal  (pekerjaan-pekerjaan  sesat);  ini

                   8 َAl-Fayyumi, al-Mishbah al-Munir, h. 138
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24