Page 76 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 76
74 | Memahami Makna Bid‟ah
memberantas bid‟ah namun sebenarnya mereka adalah orang-
orang yang membawa bid‟ah.
Tujuan kaum Musyabbihah membagi tauhid kepada tiga
bagian ini adalah tidak lain hanya untuk mengkafirkan orang-
orang Islam ahi tauhid yang melakukan tawassul dengan Nabi
Muhammad, atau dengan seorang wali Allah dan orang-orang
saleh. Mereka mengklaim bahwa seorang yang melakukan tawassul
seperti itu tidak mentauhidkan Allah dari segi tauhid Uluhiyyah.
Demikian pula ketika mereka membagi tauhid kepada tauhid al-
Asma‟ Wa ash-Shifat, tujuan mereka tidak lain hanya untuk
mengkafirkan orang-orang yang melakukan takwil terhadap ayat-
ayat Mutasyabihat. Oleh karenanya, kaum Musyabbihah ini adalah
kaum yang sangat kaku dan keras dalam memegang teguh zhahir
teks-teks Mutasyabihat dan sangat “alergi” terhadap takwil. Bahkan
mereka mengatakan: “al-Mu‟aw-wil Mu‟ath-thil”; artinya seorang
yang melakukan takwil sama saja dengan mengingkari sifat-sifat
64
Allah.
(Enam): Bid‟ah sesat keyakinan bahwa alam ini adalah
azali (tanpa permulaan) seperti halnya Allah azali. Para filosof
klasik (al-falasifah al-mutaqaddimun) berkeyakinan bahwa alam ini;
baik dari segi jenis maupun materinya adalah azali, atau qadim;
tanpa permulaan. Sementara beberapa filosof kontemporer (al-
falasifah al-muta-akhirun) yang di antara mereka mengaku beragama
Islam mengatakan bahwa alam ini azali hanya dari segi jenisnya
saja, adapun materinya baru. Bid‟ah sesat al-falasifah al-muta-
akhirun ini diikuti oleh Ibnu Taimiyah, sebagaimana ia tuliskan
dengan sangat jelas dalam banyak karya-karyanya, seperti
64 Ibnu Taimiyah, Fatawa Ibn Taimiyah, j. 14, h. 380. Penulis telah
menyusun buku khusus bantahan terhadap faham Ibnu Taimiyah dalam
masalah ini dengan judul: “Mengungkap Kerancuan Pembagian Tauhid
Kepada Uluhiyyah, Rububiyyah Dan al-Asma‟ Wa ash-Shifat”.