Page 78 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 78
76 | Memahami Makna Bid‟ah
ِ
ِ
ِ
َوُّ لكَ َ لاعلاَاذإفَ،ثودْ ـٟاَاه لكَ ِ ضارعَمأاوَرىاوْ ؿٞاَمْكحَ فَأَمَ لعا
ُ
ُ
ْ
ْ
ً َ ُ ْ ُ
ُ ُ َ
َ
ََ َ ُ
ْ
ُ
َ َ
ِ
ِِ
ِ
ِ
َفَ لاخَنموَ، ِ لَ لمْ لاَلكوَلبَذُمل َ سمْ لاَعاػٚإَاَ ذىَىَ لعوَ،ثداح
ُ
ْ ُ ُ َْ
ٌ
َ ْ َ َْ
َ َ
َ َ ْ ََ
َ
ِ
ِ
ِ
ِ ِ
ِ
.يعْ طقلاَ ِ عاػٚهإاَةفَ لاخملَرفاكَوهػفَكلذَقي ِ
َْ
َ
َ َ َ
َُ
َ َ ُ ٌ
“Ketahuilah bahwa hukum Jawahir (benada) dan A‟radl (sifat-sifat
benda) semuanya adalah huduts (baru), jadi alam seluruhnya baru,
hal ini disepakati (Ijma‟) oleh umat Islam bahkan semua agama,
barang siapa menyalahi dalam masalah ini maka dia telah kafir
karena menyalahi Ijma‟ yang qath‟i”.
Hal yang sama ditegaskan oleh al-Imam al-Hafizh Ibnu
Daqiq al-„Ied, al-Hafizh Zaynuddin al-„Iraqi, al-Hafizh Ibnu Hajar
dan lainnya.
74
(Tujuh): Bid‟ah sesat keyakinan bahwa Allah berlaku
bagi-Nya sifat-sifat baharu, berubah, dan berganti dari satu
keadaan kepada keadaan yang lain. Bid‟ah sesat ini diyakini dan
diusung oleh Ibnu Taimiyah, sebagaimana ia tuliskan dalam
banyak karya-karyanya, seperti Muwafaqah Sharih al-Ma‟qul Li
76
75
Shahih al-Manqul , Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah , Majmu‟ al-
Fatawa , dan Majmu‟ah Tafsir.
78
77
Adapun keyakinan yang benar seperti yang diyakini Ahlul
Haq adalah bahwa Allah maha suci dari segala perubahan. Karena
74 Lihat Badruddin az-Zarkasyi, Tasynif al-Masa-mi‟ Bi Syarh Jam‟il
Jamawi‟, j. 4, h. 633, Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari, j. 12, h. 202, dan az-
Zabidi, Ithaf as-Sadah al-Muttaqin Bi Syarh Ihya‟ „Ulumiddin, j. 1, h. 184, dan j. 2,
h. 94.
75 Ibnu Taimiyah, Muwafaqah Sharih al Ma‟qul Li Shahih al Manqul, j. 1,
h. 64 dan 142
76 Ibnu Taimiyah, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah, j. 1, h. 210 dan 224
77 Ibnu Taimiyah, Majmu‟ al-Fatawa, j. 6, h. 299
78 Ibnu Taimiyah, Majmu‟ah Tafsir, h. 309, 312 dan 314