Page 42 - Modul Sejarah Lokal Tokoh Perjuangan Lampung
P. 42
31
Sulu. Raden Imba II juga memiliki mertua yang sangat mendukung perjuangannya
yaitu Kiai Arya Natabrata. Atas dukungan dari berbagai pihak inilah Raden Imba II
semakin memiliki keyakinan untuk memimpin masyarakat Lampung melawan
penjajahan. Melihat gerak gerik Raden Imba II, pihak Belanda di Teluk Betung merasa
cemas sehingga dalam sebuah nota, Asisten Rasiden Dubois menganjurkan pemerintah
Hindia Belanda untuk menaklukkan dan menghancurkan kekuasaan lokal di Lampung,
terutama kekuasaan Raden Imba II. Nota tersebut ditanggapi positif dengan resolusi
tertanggal 10 Maret 1832 No. 22 untuk mengirim ekspedisi ke Lampung (Mujiyati,
2017).
Pengiriman ekspedisi ke Lampung pada Tahun 1832 ini terjadi beberapa kali, yang
pertama adalah pasukan yang dipimpin oleh Letnan Dua Kobold yang mendarat di
Kalianda pada tanggal 8 Agustus 1832. Ekspedisi yang kedua pada tanggal 10 Agustus
1832 yang dipimpin oleh Kapten Hoffman kearah timur laut menuju kampung
Kesugihan dan Negara Ratu. Namun, kedua ekspedisi yang dikirimkan Belanda
tersebut mengalami kegagalan, karena kampung-kampung yang dilaluinya telah
kosong sehingga Belanda tidak mencapai tujuannya yaitu memancing perlawanan dari
masyarakat Lampung. Karena usaha tersebut tidak tercapai, Belanda merasa sangat
marah, sehingga memutuskan untuk membakar kampung-kampung tersebut. Ahirnya
pasukan ekpedisi Belanda kembali menuju Teluk Betung pada tanggal 18 Agustus
1832.
Kegagalan Belanda pada dua ekspedisi yang pertama tidak membuatnya menyerah,
justru semakin berambisi untuk melenyapkan kekuasaan Raden Imba II. Di sebagian
wilayah yang didudukinya yaitu di daerah Lampung Utara, Belanda menerapkan siasat
devide at empera. Siasat tersebut dipergunakan untuk memecah belah para kepala
kampung sehingga akan membrikan keuntungan bagi Belanda yaitu kedudukannya dan
pengaruhnya akan semakin kuat di daerah tersebut. Di sisi lain Raden Imba II yang
menyaksikan hal tersebut menyikapi dengan semakin memperkuat pertahanan wilayah
melaui konsilidasi militer dan adat dibeberapa wilayah yang masih dalam
kekuasaannya.

