Page 48 - Modul Sejarah Lokal Tokoh Perjuangan Lampung
P. 48

37




                        merasa cukup kuat, perlawanan terhadap Belanda pun dilakukan. Perlawanan tersebut
                        diikuti dengan dukungan dari Marga Negara Ratu, Dantaran dan Marga Way Urang.


                        Pada Tahun 1851 pihak Belanda mengirimkan pasukan dengan kekuatan 400 orang di

                        bawah  Kapten  Yuch.  Hal  tersebut  dilakukan  untuk  mencegah  agar  pengaruh  dan
                        kekuatan Raden Intan II tidak meluas. Dengan dikirimnya pasukan Belanda tersebut,

                        maka dapat dipastikan perang terbuka antara masyarakat Lampung dan Belanda tidak
                        dapat  dihindari  lagi.  Pasukan  Belanda  berusaha  menyerang  dan  merebut  benteng

                        Merabung, namun mengalami kegagalan. Bahkan pasukan Belanda dapat dihancurkan
                        oleh masyarakat Lampung yang dipimpin Raden Intan II yang dibantu oleh Kiai Haji

                        Wakhiyak. Meskipun telah memenangkan peperangan ini, semangat juang masyarakat

                        Lampung  tidak  berhenti  sampai  di  sini.  Perlawanan  masyarakat  Lampung  justru
                        semakin  luas  dan  kuat.  Perlawanan  yang  terus  dilancarkan  semakin  tidak  bias

                        dibendung oleh Kolonial Belanda sehingga ditawarkannya perdamaian oleh Asisten
                        Residen Kapten JE Kohler kepada Raden Intan II dengan janji bias menguntungkan

                        bagi Lampung. Hal tersebut dilakukan agar perdamaian dengan masyarakat Lampung
                        dapat segera terlaksana dan pada nantinya Belanda dapat kembali menyerang (Novita

                        Mujiyati, 2016: 67).


                        Tidak ada keterangan yang lebih merinci mengenai diterima atau tidaknya penawaran
                        tersebut oleh Raden Intan II. Namun yang jelas terlihat pada kurun waktu 1853 sampai

                        1855  terjadi  gencetan  senjata  antara  Belanda  dan  masyarakat  Lampung.  Meskipun
                        demikian pada Tahun 1855, Raden Intan II melancarkan serangan baru, hal tersebut

                        ditanggapi Belanda dengan pengiriman pasukan ekspedisi untuk menghadapi Raden

                        Intan II dan masyarakat Lampung. Perlawanan Raden Intan II bersama masyarakat
                        Lampung sangat meresahkan pemerintah Belanda, hal ini karena Lampung memiliki

                        hubungan dekat dengan Banten. Perlawanan masyarakat Lampung yang bertubi-tubi,
                        bisa saja berpengaruh pada stabilitas pemerintahan Belanda di Banten. Jika stabilitas

                        Belanda di Banten terganggu maka kemungkinan besar akan menyebar ke wilayah lain
                        di pulau Jawa. Sehingga perlawanan masyarakat Lampung yang dipimpin oleh Raden

                        Intan II harus segera diredam.
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53