Page 24 - MODUL ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
P. 24
Modul Sejarah kelas XI KD 3.1
karena tidak sesuai dengan martabat rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam
hidup dan kehidupan termasuk dalam kegiatan perdagangan.
d. Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil sampai di kepulauan
Maluku, aktif mengadakan perdagangan dengan penduduk setempat. Kedatangan
Portugis ini telah mendorong perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Jalur
perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan Eropa semakin
berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat.
Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam
perdagangan rempah-rempah. Inggris dapat memperoleh rempah-rempah secara
bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian
diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara.
Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol apalagi
setelah Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun mulai
tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon.
Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri penghasil
rempahrempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang
tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan
penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil
rempahrempah, Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan
mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk
memperkuat daya saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia timur ini
kemudian dibentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC)
pada tahun 1600.
Orang-orang Inggris juga sampai ke Indonesia pertama kali tahun 1579
dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris juga membentuk
19