Page 20 - Panti Para Arwah
P. 20
Sekolah para anak-anak panti tidak terlalu jauh.
Hanya berjarak beberapa ratus meter dari panti
asuhan. Biasanya, kami berangkat secara berkelom-
pok dengan didampingi senior yang menjaga. Aku
mencoba mengalihkan rasa sedihku dengan berbaur
bersama teman-teman pantiku.
Makanan di tempat ini memang sangat mem-
prihatinkan. Kami bisa makan sayur yang dihidangkan
di panci besar dan disantap beramai-ramai saja sudah
bersyukur. Tak jarang, kami hanya makan nasi yang
dikepal dengan garam. Atau dengan lauk pauk yang
bisa didapatkan di sekitaran panti.
Tahu dan tempe merupakan makanan mewah
untuk kami. Kami pun baru bisa makan daging ayam
atau makanan enak lainnya, kalau ada anak orang kaya
yang merayakan ulang tahun di panti asuhan bersama
kami. Walaupun begitu, kami tidak pernah mengeluh.
Kami memahami bagaimana Bu Lubis dan para penjaga
panti berusaha setengah mati mencari donatur untuk
menghidupi kami.
Tidak terlalu sulit untukku menyesuaikan diri
dengan makanan. Yang menjadi masalah untukku di
sini adalah senioritas dan tingkah anak-anak panti yang
sering membuat masalah dengan sengaja.
14