Page 18 - Panti Para Arwah
P. 18
ia tidak sedang mencoba untuk berbicara denganku.
“Jangan tinggal di tempat terkutuk ini jika kamu
punya pilihan lain.”
Ia berhenti dan menoleh sejenak ke arahku dengan
wajah yang serius. Belum sempat aku bertanya, ia pergi
begitu saja tanpa menjelaskan apa pun.
Hari itu masih siang, matahari pun terasa sangat
terik. Namun, mengapa saat ini aku merasakan perasaan
yang begitu mencekam?
Kamar atau ruanganku bernama Kamboja. Dalam
kamar tersebut, terdapat enam kasur tingkat yang
berarti bisa dihuni dua belas orang. Namun, kamarku
hanya diisi oleh sembilan orang. Tiga kasur kosong
lainnya tidak dipakai. Ada tiga ruangan serupa yang
ditempati untuk perempuan dan ada dua ruangan
serupa di bangunan lain yang ditempati oleh anak laki-
laki.
Kalian tahu? Saat aku memasuki kamar ini, satu hal
yang aku pikirkan. “Aku bisa tidur di kasur.”
12