Page 14 - Panti Para Arwah
P. 14

saat itu dibicara-kan. Namun, ada satu hal yang selalu
            kuingat  dari  ucapan  Bu  Lubis  pada  saat  kami  hanya
            berdua di ruangannya.


                “Makanan di sini memang tidak enak, tapi apa pun
            yang kami berikan tolong dimakan saja. Setidaknya,
            kamu bisa bertahan hidup. Kelak, ketika kamu sudah

            dewasa, kamu akan menentukan jalan hidupmu sendiri.
            Dengan satu syarat. Kamu tetap hidup.”


                Perkataan itu seketika membuatku meneteskan
            air mata. Sejak kepergian kedua orang tuaku, banyak
            orang yang berusaha untuk menghiburku. Namun, aku

            merasa ada yang berbeda dari ucapan Bu Lubis itu.

                Dirinya ingin aku tetap hidup.


                Bu Lubis sudah cukup berumur. Aku menebak umur-
            nya hampir menyentuh enam puluh tahun. Tubuhnya
            sedikit kurus. Namun, yang menarik dari dirinya, ia

            bisa bersikap tegas kapan saja. Walaupun begitu, aku
            bisa me-rasakan di balik sikapnya yang galak, Bu Lubis
            memiliki rasa peduli yang sangat tinggi.


                Seseorang mengetuk ruangan kantor Bu Lubis dan
            mengabarkan bahwa tempat untukku sudah siap. Bu






            8
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19