Page 12 - Panti Para Arwah
P. 12
Bukannya tak ada lagi yang peduli padaku, tetapi
setiap orang memiliki kesulitannya masing-masing.
Mereka yang membantuku hanya akan menambah
masalah lain di hidup mereka.
Aku ingat, waktu itu, Pak RT mengajakku pergi
naik mobil angkutan umum berwarna merah dan
membelikan jajan di terminal. Lalu, kami melanjutkan
perjalanan dengan menumpang bus menuju sebuah
tempat yang jauh dan asing bagiku.
Ia mengantarku ke sebuah bangunan tua yang
tampak besar dan dipenuhi anak-anak sebayaku. Di
tempat inilah, kehidupan baruku dimulai. Sebuah panti
asuhan yang mengenalkanku pada hal-hal yang tidak
dapat dimengerti oleh akal manusia: Panti Asuhan
Wiyasa Karsa.
Jangan mengira aku diterima di tempat ini
dengan sangat ramah. Para petugas di panti itu sudah
menolakku berkali-kali dan meminta agar aku dibawa
pulang kembali. Mereka sudah cukup kewalahan
menafkahi seluruh anak yang ada di sini.
6