Page 11 - Panti Para Arwah
P. 11
Aku sempat berpikir, apakah Bu Sum adalah se-
orang malaikat yang dikirim Tuhan untuk menghiburku
setelah kepergian kedua orang tuaku? Namun,
sayangnya tidak.
Kini, di hadapanku tengah terbaring seorang
wanita yang telah merawatku, di atas keranda yang
terbuat dari bambu.
Suara lantunan doa-doa terdengar mengiringi
tidur Bu Sum yang tak mungkin akan terbangun lagi.
Dengan tatapan sendu, aku terus menangis meratapi
keadaanku saat ini.
“Tuhan? Apakah masih belum cukup dengan
kehilangan kedua orang tuaku?” gumamku dalam hati.
Aku benar-benar sendirian di umurku yang masih
delapan tahun. Aku tinggal di rumah Bu Sum yang
merupakan bangunan semi permanen. Aku bertahan
hidup melalui belas kasih warga. Tak sampai dua bulan,
rumah yang kutempati itu akhirnya harus digusur.
5