Page 29 - Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VIII
P. 29
Al-Khurasani diangkat menjadi panglima perang, Ibrahim Al-Imam menyuruhnya untuk
merebut Kota Khurasan dan menyingkirkan orang-orang Arab yang mendukung Daulah
Umayyah. Namun rencana ini tercium oleh Khalifah Marwan II dan akhirnya Ibrahim
Al-Imam ditangkap dan dipenjara hingga meninggal. Selanjutnya komando perlawanan
diambil alih keponakan Ibrahim Al-Imam yang bernama Abdullah bin Muhammad yang
dikenal sebagai Abu Abbas As-Saffah. Ia tetap menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani untuk
menjadi panglima dan melakukan perlawanan di Khurasan.
Pada waktu Abu Muslim Al-Khurasani memulai gerakannya, gubernur Khurasan di-
jabat oleh Nasr bin Sayyar yang berasal dari suku Arab Qaisy. Abu Muslim Al-Khurasani
berhasil menduduki Kota Mesir dan Naisabur. Sementara itu, pasukan Daulah Abbasiyah
yang dipimpin oleh Kahtaba, seorang jendral Abu Muslim Al-Khurasani maju ke sebelah
barat. Ia didampingi oleh Khalid bin Barmak. Mereka menyeberangi Sungai Eufrat dan
sampai ke medan Karbala. Pertempuran dahsyat pun terjadi. Gubernur Daulah Umayyah
di Irak yang bernama Yazid berhasil dikalahkan, namun Kahtaba gugur dalam pertempuran
itu. Komando pasukan diambil alih oleh Hasan bin Kahtaba. Tentara Daulah Abbasiyah
akhirnya berhasil menguasai Kufah.
Sementara itu Abu Ja’far Al-Mansur, Isa bin Musa bin Muhammad, dan Abdullah
bin Ali memimpin gerakan di Kufah, Damaskus, Palestina, Yordania, dan daerah barat
wilayah Daulah Umayyah. Di bagian timur, pasukan Daulah Abbasiyah terus bergerak
maju. Pada tahun 749 M, putra Khalifah Marwan dikalahkan Abu Ayum, seorang panglima
Daulah Abbasiyah. Khalifah Marwan II akhirnya memimpin langsung peperangan dengan
bala tentara 120.000 orang. Pasukan Daulah Abbasiyah dipimpin oleh Abdullah bin Ali.
Pertempuran terjadi pada tanggal 2 Jumadilakhir 132 H/750 M di sebuah tempat bernama
Zab Hulu atau Zab Besar dekat Sungai Tigris, sehingga peperangan ini disebut Perang Zab
Hulu atau Zab Besar yang menandai berakhirnya kekuasaan Daulah Umayyah. Dalam
perang ini Daulah Umayyah berhasil dikalahkan. Khalifah Marwan II melarikan diri ke
Mesir kemudian tertangkap dan dihilangkan nyawanya di sana.
Abu Abbas As-Saffah kemudian dibaiat sebagai khalifah di Masjid Kufah pada tahun
132 H/750 M. Menurut para ahli sejarah, perpindahan kekhalifahan dari Daulah Umayyah
ke Daulah Abbasiyah lebih dari sekadar pergantian Daulah. Kejadian itu merupakan
revolusi dalam sejarah Islam, yaitu suatu titik balik yang sama pentingnya dengan revolusi
Prancis dan Revolusi Rusia dalam sejarah Barat. Menurut Bernard Lewis dalam bukunya,
The Arabs in History, mengatakan bahwa pergantian pemerintahan dari Daulah Umayyah ke
Daulah Abbasiyah bukanlah hasil dari sebuah kudeta (merebut kekuasaan). Ia merupakan
hasil usaha yang panjang dan lama dengan menggabungkan berbagai kepentingan golongan
untuk satu tujuan, yaitu menggulingkan Daulah Umayyah.
Dalam sejarah berdirinya Daulah Bani Abbasiyah ini, terdapat lima tokoh yang sangat
berjasa terhadap berdirinya Daulah ini, yaitu sebagai berikut.
Bab I Sejarah Peradaban Islam pada Masa Daulah Abbasiyah 9 9

