Page 14 - Archipelagos 2
P. 14
“Kalian mau? Ini bagus untuk tubuh, aku sudah sering
meminumnya,” tawar Ayu. Nala dan Sanja menggeleng.
Malam itu mereka terlelap dalam bayang-bayang
kerajaan penyihir nan indah daripada kota dunia luar
dengan asap polusi dan kesibukannya.
Sementara itu, Amerta dan Abimanyu masih berseteru
di ruang makan.
“Kita tak boleh menyembunyikannya pada mereka,”
gumam Abimanyu. “Lagi pun perang sudah berakhir, kan?”
“Perang? Kau lupa soal ramalan bulan?” ngotot Amerta.
Abimanyu menggeleng. “Ah persetan dengan ramalan
itu. Itu hanya menakut-nakuti dunia saja, Sayang. Kau
percaya? Tidak, kan? Dunia sudah damai. Mereka berbual
soal kembalinya Berong terakhir yang hanya mitos agar kita
tetap selalu waspada. Guru-guru di Archipelagos berusaha
menyembunyikannya padahal sudah jadi rahasia umum.
Dongeng belaka yang mereka buat. Kementerian bahkan
tak mau ambil pusing soal ini.”
Sebagai ibu yang baik, Amerta hanya mengangguk, ia
berharap hal yang sama, semua penyihir lain pun begitu.
Berharap semoga ramalan soal kembalinya Berong Ketujuh
hanyalah kabar burung belaka.
8