Page 18 - Archipelagos 2
P. 18

Malabit di saku Amerta tiba-tiba berdering. Ia menepi
            dan membicarakan hal penting dengan orang yang entah
            siapa.

               “Ibu  pergi  dulu,”  kata  Amerta  buru-buru  pada  ketiga

            anak itu. “Ada urusan penting. Kita ketemu nanti, ya? Jika
            ada kebutuhan belanja gunakan ini.” Amerta menyodorkan
            kayu dengan ujung berkilat, alat pembayaran cepat.

               Ayu  mengambil  benda  itu.  Dia  sendiri  tak  keberatan
            ditinggal jika masih bersama Nala dan Sanja.

               “Ikut aku,” kata Leom. Maka Amerta berpisah dengan

            Ayu dan teman-temannya yang sudah masuk ke dalam
            kendaraan  itu.  Di  dalam  cukup  sejuk,  kursinya  sangat
            lembut. Perlahan alunan gamelan terdengar syahdu. Ketiga
            anak itu tersenyum merekah saat mobil melesat mengudara.




               Leom  membawa  ketiga  anak  itu  melewati  pusat
            perbelanjaan  Kerajaan  Serandjana.  Pasarnya  jelas  lebih
            megah dari pasar di Archipelagos. Pasar di sini lebih luas.

            Juga bentuk setiap stannya lebih beragam. Ada yang terbuat
            dari besi, ada yang beratapkan daun sagu, ada juga yang
            terapung di atas air.

               Orang-orang memakai keranjang dari anyaman bambu
            yang terbang di atas kepala. Sementara orang-orang akan






            12
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23