Page 29 - Matematika Kelas VII
P. 29

d.  Pembagian Bilangan Bulat

                  Untuk memahami pembagian bilangan bulat, perhatikan operasi perkalian
                  berikut.
                  1.  3 × a  = 21             2.  –2 × b = 6
                  Berapakah nilai a dan b?

                      Untuk mencari nilai a pada soal nomor (1), sama halnya dengan mencari
                  jawaban dari pertanyaan berikut.
                  1.  Bilangan berapakah yang jika dikalikan dengan 3 hasilnya 21?
                  2.  Berapakah nilai dari 21 : 3?

                      Jawaban dari dua pertanyaan tersebut akan menghasilkan bilangan yang
                  sama. Jika pada pertanyaan pertama bilangan yang dimaksud adalah 7 maka
                  nilai dari 21 : 3 = 7 ⇔  a = 7.

                      Pada soal nomor (2), berapakah nilai b? Kalian dapat menemukan
                  jawabannya dengan menggunakan garis bilangan.
                  –2 × b = 6 ⇔ 6 : (–2) = b
                      Berikut langkah-langkah menyelesaikan operasi hitung di atas dengan
                  garis bilangan.                                                         –2  –1  0  1  2  3  4  5   6
                                                                                                       (a)
                  1.  Posisi awal pada angka 6, misal seekor katak. (Lihat Gambar 1.9(a)).
                  2.  Karena pembaginya bernilai negatif maka katak menghadap ke kiri
                      dan siap untuk melompat. (Lihat Gambar 1.9(b)).                     –2  –1  0  1  2  3  4  5   6

                  3.  Katak melompat sejauh tiga satuan ke kiri sampai ke titik nol sebanyak           (b)
                      dua kali. (Lihat Gambar 1.9(c)).
                  4.  Berdasarkan langkah (1) sampai dengan (3), dapat dituliskan 6 : (–2) =
                      –3 karena katak melompat sebanyak dua kali ke kiri.                 –2  –1  0  1  2  3  4  5   6
                  5.  Jadi, 6 : (–2) = –3.                                                             (c)
                                                                                         Gambar 1.9 Ilustrasi operasi 6 : (–2) =
                      Dari uraian di atas, secara umum berlaku:                          –3 pada garis bilangan


                        a : b = c ⇔ c × b = a
                                     ⇔ a = b × c


                      Perhatikan pula contoh berikut.
                  Contoh:

                  1.  6 : 2 = 3, sebab 2 × 3 = 6 atau 3 × 2 = 6.
                  2.  6 : (–2) = –3, sebab (–2) × (–3) = 6 atau (–3) × (–2) = 6.

                  3.  (–6) : 2 = –3, sebab 2 × (–3) = –6 atau (–3) × 2 = –6.

                  4.  (–6) : (–2) = 3, sebab (–2) × 3 = –6 atau 3 × (–2) = –6.
                  5.  6 : 0 = p ⇔ p × 0 = 6. Tidak ada bilangan pengganti p agar p × 0 = 6
                      maka membagi suatu bilangan dengan nol tidak bisa didefinisikan.




                                                                                                   Bab I Bilangan  15
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34