Page 23 - Ilmu Negara
P. 23

Sebelum Jellinek, cukup banyak sarjana lain yang membahas ilmu
                                              11
                   pengetahuan  tentang  negara.  Namun,  umumnya masing-masing
                   hanya membahas satu pokok bahasan saja. Sebagai contoh, Machia-
                   velli membahas tentang kekuasaan, J.J. Rousseau membahas tentang
                   kedaulatan rakyat, serta Thomas Hobbes dan John Locke membahas
                                            12
                   teori perjanjian masyarakat.
                       Georg Jellinek mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan tentang
                   negara, meneliti, mengumpulkan teori-teori yang sama dan memi-
                   sahkan teori yang berbeda, serta menyusunnya secara sistematis. Secara
                   umum, dapat dikatakan bahwa yang dilakukan oleh Georg Jellinek
                   bukan memberikan suatu pemikiran baru, melainkan melakukan
                   kodifikasi  terhadap teori-teori dari para pemikir yang ada sebelum dan
                            13
                   pada masanya.
                       Keunggulan dirinya adalah melakukan rekonstruksi  yang  siste-
                   matis terhadap pemikiran-pemikiran ahli yang tersebar dalam berbagai
                   karya literasi. Kemampuan Jellinek adalah penelusuran literatur dan
                   berdaya pikir kritis untuk menyatukan potongan-potongan pemikiran
                   yang semula terpisah tentang teori-teori negara.
                                                              14


                   11   Sebenarnya, ilmu negara mulai dipelajari orang sejak zaman dahulu kala—yaitu za-
                       man Yunani. Hal ini terbukti dari buku-buku yang masing-masing ditulis oleh para
                       sarjana Yunani yang terkenal seperti Plato yang menulis “Politea” dan Aristoteles yang
                       menulis buku “Politica”. Teori Plato, misalnya, hanyalah berdasarkan renungan saja
                       dan terlalu ideal. Adapun Arsitoteles sudah bersifat empiris, tetapi hanya mengum-
                       pulkan dan membandingkan saja konstitusi-konstitusi polis (negara kota) di Yunani.
                       Jadi, kedua teori mereka tidak dapat dipakai dalam zaman modern.
                   12   Jadi, bahan-bahan mengenai kenegaraan disusun dan dihimpun oleh Jellinek yang ke-
                       mudian disistematisasi sehingga kita dapat dengan sekaligus melihat bidang-bidang
                       ilmu negara secara keseluruhan. Metode yang dipakai Jellinek adalah “methode van
                       sistematissering” karena sudah ada bahan-bahannya yang kemudian dihimpun se-
                       hingga ilmu yang mengenai negara itu digabungkannya dalam satu kelompok yang
                       diberikan nama “staatswissenschaft” atau “Ilmu Negara.”
                   13   Kodifikasi adalah proses pengumpulan, penyusunan, dan sistematisasi hukum dalam
                       suatu wilayah tertentu untuk menghasilkan kitab undang-undang yang teratur.
                       Kodifikasi bertujuan untuk menciptakan kesatuan hukum dan kepastian hukum dalam
                       suatu  sistem  hukum.  Dalam  sistem  hukum  sipil,  kodifikasi  sering  dilakukan  untuk
                       menyusun hukum tertulis yang jelas dan terstruktur. Contoh kodifikasi yang terkenal
                       adalah Code Napoleon di Prancis, yang menjadi dasar bagi banyak sistem hukum
                       modern.
                   14   Hal ini ditunjang dengan fakta bahwa pada saat ini, buku Allgemeine Staatslehre ti-
                       dak lagi dilakukan pencetakan ulang. Cetakan keduanya diterbitkan pada tahun 1966


                                                                Bab 1 Pendahuluan   11
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28