Page 20 - Ilmu Negara
P. 20

Selanjutnya, kodifikasi hukum yang terdapat di Negara Romawi
                 khususnya hukum perdata, masuk ke negara Eropa Barat melalui teori
                 receptie. Artinya, peninjauan dan penerimaan kembali terhadap hukum
                 yang lampau. Adapun proses receptie ini mengalami empat macam fase,
                 yaitu sebagai berikut. 8
                 1.  Teoretische receptie. Pada fase ini, para sarjana di Eropa Barat meng-
                     gali serta mempelajari kembali hukum Romawi Kuno. Ternyata,
                     mereka menerimanya bahkan menganggap hukum Romawi lebih
                     tinggi dari hukum di  negara-negara Eropa Barat. Selanjutnya,
                     para mahasiswa Eropa kemudian mempelajarinya secara langsung
                     ke Romawi. Setelah selesai mempelajarinya mereka kembali ke
                     negaranya masing-masing.
                     Fase ini mengalami perkembangannya pada masa  Renaissance.
                     Pertama-tama, hukum Romawi pada saat itu sangat dipengaruhi
                     oleh hukum gereja atau hukum kanonik yang sangat berpengaruh
                     dalam pemerintahan. Pada zaman Renaisance itu banyak ahli pikir
                     atau sarjana mulai menggali hukum Romawi dan hal ini menye-
                     babkan timbulnya mazhab di Itali yang disebut dengan nama
                     “glossatoren” dan “post glossatoren”.
                 2.  Praktische receptie. Setelah berada di negaranya, para sarjana ini
                     mendapat jabatan hakim atau jabatan-jabatan administrasi lainnya.
                     Melalui praktik pengadilan dan kegiatan administrasi pada masing-
                     masing negara, seluruh negara di Eropa Barat menerima hukum
                     Romawi.
                 3.  Wetenschappelijke receptie. Setelah hukum Romawi meresap di negara
                     masing-masing, mereka kemudian mendirikan fakultas dan pergu-
                     ruan tinggi sendiri-sendiri. Dengan demikian, para mahasiswa tidak
                     perlu lagi belajar ke luar negeri atau ke negara Romawi, tetapi
                     cukup mempelajarinya secara ilmiah di negara masing-masing.






                 8   Ibid, Hal. 4-5.


                 8    Ilmu Negara
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25