Page 27 - Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Edisi Kedua
P. 27
Bab 1 Pemahaman Dasar 3
Deskripsi esensi dalam pengertian sebagai di atas, seringkali
me mang terkesan belum menghadirkan definisi mengenai HAKI.
Agak menarik bahwa dalam banyak pustaka, juga tidak ditemukan
secara jelas definisi HAKI atau IPR. Chisum dan Jacobs, Lee dan
Davidson, Bainbridge, Sherwood, Phillips dan Firth, Pearson dan
Miller, Cornish, Foster dan Shook, Edenborough, dan para ahli HAKI
lainnya tidak memberi definisi atas istilah intellectual property rights
tersebut. Pada umumnya, para ahli tersebut hanya mengungkap dan
membahas unsurunsur yang telah dipaparkan terdahulu. Demikian
pula halnya dengan WIPO sebagai badan khusus PBB yang memi
liki otoritas di bidang IPR tidak memberi definisi, melainkan indikasi
tentang lingkup dan karakteristik yang longgar bahwa intellectual
property berkaitan dengan "creation of human mind" dan “rights
which result from intellectual activity in the industrial, scientific,
literary and artistic fields”. 4
Apabila esensi dalam pengertian HAKI disusun dan dide fi nisikan
sebagai “cabang ilmu hukum yang mempelajari) hak atas kekayaan
yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia”, maka
selain tidak jauh dari definisi WIPO tadi, definisi itu pun mampu mem
berikan pemahaman yang bulat dan menunjukkan tiga unsur penting
yang terkandung di dalamnya: kemampuan intelektual manusia,
kekayaan, dan hak. Selain itu, pendefinisian tersebut juga mampu
mendekatkan dengan istilah yang digunakan dalam penamaannya.
Pemberian definisi dengan merangkum dan dapat menggambarkan
kebulatan serta kejelasan antara pengertian, unsur-unsur penting, dan
istilah yang mendukungnya. Dengan begitu, bukan saja mampu
menyuguhkan esensi HAKI, tetapi juga menghindarkan pemaham
annya dari problem sebagaimana pernah ditemui dalam peristilahan
IPR, IP, atau IP Law.
4 World Intellectual Property Organization, 1995, "Background Reading Material on In
tellectual Property", WIPO Publication, No. 476 (E), Geneve, hlm. 5.
.

