Page 19 - Sejarah Pemikiran Islam
P. 19

yang timbul akibat Masa Pencerahan (Enlightenment Age) telah membawa
                 misterinya sendiri (modern-darkness), di mana ketidakpastian keseharian dan masa
                 depan mendominasi struktur kehidupan. Dalam konteks inilah, posisi agama di
                 hadapan manusia menjadi tetap relevan dan fungsional:

                     The great merit of traditional world-views (which naturally must be distinguished
                     from  their role in  the legitimation  of  specific system of  domination  and
                     exploitation) has been their concern with man-in-the cosmos, man al species being,
                     and the contingency of life. The extraordinary survival over thousand of years of
                     Budhism, Christianity or Islam in dozen of different social formation attest to
                     their imaginative response to the overwhelming burden of human suffering deases,
                     mutilation, grief, age, and death.

                     Kelebihan besar pandangan dunia tradisional (yang dengan sendirinya
                     harus  dibedakan dari peranan mereka dalam mengesahkan sistem
                     dominasi dan  ekspolitasi  tertentu) adalah perhatian  mereka terhadap
                     manusia dalam jagad ini, manusia sebagai makhluk, dan ketidakpastian
                     hidup.  Kemampuan  daya hidup yang  luar biasa selama  ribuan tahun
                     agama  Budha, Kristen  atau  Islam dalam  aneka ragam susunan  sosial
                     membuktikan  respons  imaginatif mereka atas beban  berat yang
                     ditanggung manusia sakit, cacat, umur, dan kematian. 29

                     Karena itulah, betapapun mampu membahas persoalan-persoalan ekonomi
                 dan politik mutakhir, ideologi-ideologi modern, hingga detik ini, tetap tidak
                 berdaya menyingkirkan pengaruh agama di dalam kehidupan manusia. Setidak-
                 tidaknya, seperti yang terlihat secara kasat mata, yang terjadi adalah sebaliknya.
                 Yakni munculnya berbagai aktivitas yang diinspirasikan Islam kian meluas dan
                 bertarung mendapatkan tempat utama di ruang-ruang publik (public sphere) secara
                              30
                 sangat ekspresif.






                 29   Benedict R. O’G Anderson, Imagined Communities, hlm. 18.
                 30   Lihat Sukron Kamil, Irfan Abubakar, Sri Hidayati, Muchtadlirin, Amelia Fauzia, Ridwan al-
                     Makassary, Rita Pranawati dan Sholahuddin A. Aziz, Islamisasi Ruang Publik: Identitas
                     Muslim dan Negosiasi Demokrasi di Indonesia (Ciputat: CSRC-UIN dan KAS, 2010).



                                                                Kata Pengantar   xvii
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24