Page 24 - Panduan Peningkatan Kebermaknaan Hidup dalam Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Menggunakan Teknik Modeling Setting Kelompok
P. 24
May (Young, 2011; Corey, 2013) menyatakan bahwa
ketidakbermaknaan dapat membuat pertumbuhan pribadi tidak
berkembang ke arah yang maksimal. Hal ini dapat membuat manusia
tidak tahu bagaimana cara untuk berproses menjadi lebih baik
(Isnaningtyas, 2013). Sedangkan remaja yang tidak berhasil menemukan
makna hidupnya akan mengalami penghayatan hidup tanpa makna
(meaningless) yang dicirikan sebagai remaja yang kehilangan arah,
kehilangan minat, bosan, merasa hidupnya tak berarti dan apatis. Hal
yang demikian bila dibiarkan secara terus menerus akan menjelma dalam
konpensasi yang berlebihan seperti berusaha selalu mencari kenikmatan
dan kesenangan, kehilangan arah. Makna hidupnya diperlukan bagi para
remaja agar tidak terjerumus oleh pengaruh dari lingkungan pergaulannya
yang salah (Bastaman, 2004). Selain itu, remaja tersebut akan mengalami
kekecewaan dan kehampaan yang dapat menimbulkan gangguan
perasaan dan mengham-bat penyesuaian dirinya dan prestasi belajarnya
(Kurniawan & Widyana,
2014).
Pengertian di atas
dapat dimaknai bahwa
kebermaknaan hidup
adalah kualitas
penghayatan seberapa
besar individu dapat
mengembangkan potensi
yang ada dalam diri dan
seberapa tinggi individu
membuat hidupnya
Gambar. 4
bermakna dengan
potensi-potensi yang ia miliki.
C. Aspek-Aspek Kebermakaan Hidup
Crumbaugh & Maholich (Koeswara, 1992) menjelaskan bahwa
terdapat lima komponen kebermak-naan hidup, yaitu (Anggriany, 2006):
1. Makna hidup
Makna hidup adalah segala sesuatu yang dianggap penting dan
berharga bagi seseorang dan memberi nilai khusus, serta dapat
dijadikan sebagai tujuan hidup bagi individu tersebut.
2. Kepuasan hidup
Kepuasaan hidup adalah penilaian seseorang terhadap hidup yang
dijalaninya, sejauh mana ia mampu menikmati dan merasakan
kepuasan dalam hidup dan segala aktivitas yang telah dilakukan (Suari
& Hizkia, 2014).
Page 21