Page 21 - Panduan Peningkatan Kebermaknaan Hidup dalam Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Menggunakan Teknik Modeling Setting Kelompok
P. 21
MATERI 1
REMAJA DAN
KEBERMAKNAAN HIDUP
A. Pengertian Remaja
Usia remaja adalah
masa saat terjadinya
perubahan-perubahan yang
cepat, termasuk perubahan
fundamental dalam aspek
kognitif, emosi dan sosial.
Dalam masa ini banyak ahli
psikologi seperti Hurlock
memberi label bagi masa
remaja sebagai fase penuh Gambar.1
konflik dan fase penuh
penentangan, yang menurut Hawari disebut fase pencarian jati diri. Lebih
jauh dijelaskan oleh Hall bahwa masa remaja merupakan masa topan dan
badai, dimana pada masa tersebut timbul gejolak dalam diri akibat
pertentangan nilai-nilai akibat kebudayaan yang makin modern (Surya,
2017).
Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun
beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis,
fisiologis, dan sosial (Sitihang et al., 2013). Pada perkembangannya,
menurut Monks (2009) remaja dibagi menjadi tiga tahapan: remaja awal
(12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun).
Pada tahapan remaja awal, remaja belum mampu menginternalisasikan
nilai-nilai yang ada pada dirinya dan masyarakatnya. Hal itu disebabkan
karena pada masa ini remaja masih memiliki emosi yang labil dan
memperhatikan citra diri. Sehingga, pencarian akan suatu yang dianggap
penting dan bernilai baru dialami pada masa remaja madya antara umur
15 tahun hingga 18 tahun. Pada masa ini, remaja mencari dan
menemukan standar nilai yang ada. Sedangkan pada tahapan remaja
akhir remaja telah mengembangkan nilai dan makna hidupnya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bastaman (2007) bahwa
penghayatan remaja terhadap kehidupan yang bermakna akan tampak
pada kehidupan remaja yang penuh semangat dan gairah hidup serta
memiliki tujuan hidup sehingga remaja akan memiliki kegiatan-kegiatan
Page 18