Page 22 - Panduan Peningkatan Kebermaknaan Hidup dalam Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Menggunakan Teknik Modeling Setting Kelompok
P. 22
yang terarah. Tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari akan menjadi sumber
kepuasan dan kesenangan bagi remaja sehingga dikerjakan dengan
semangat dan tanggungjawab, yang menjadi masalah bagi setiap orang
adalah bagaimana cara memperoleh kebermaknaan hidup di tengah
lajunya percepatan perubahan akibat modernisasi seperti sekarang ini.
Makin mendalam penghayatan seseorang terhadap perihal kehidupan,
makin bermaknalah kehidupannya.
B. Pengertian Kebermaknaan Hidup
Menurut Frankl, selain manusia tidak ada makhluk yang
diharubirukan oleh persoalan makna dari keberadaannya. Setiap manusia,
tidak peduli siapapun dan sebagai apapun dia, pada satu titik pasti akan
mempertanyakan apa arti dan makna dari hidup yang dijalaninya.
Pencarian akan makna inilah yang menjadi pusat dari dinamika
kepribadian manusia. Keinginan akan arti atau makna dalam hidup ini
merupakan kekuatan motivasional yang mendasar dalam diri manusia
(Suari & Hizkia, 2014).
Frankl
mengungkapkan bahwa
kebermaknaan hidup adalah
keadaan yang menunjukkan
sejauh mana seseorang telah
mengalami dan menghayati
kepentingan keberadaan
hidupnya menurut sudut
pandang dirinya sendiri, Gambar. 2
makna hidup bermula dari Gambar. 2
adanya sebuah visi
kehidupan, harapan dalam hidup dan adanya alasan mengapa
seseorang harus tetap hidup (Frankl, 2003). Kebermaknaan hidup sendiri
dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan menjadi orang yang berguna
bagi orang lain apakah itu anak, pasangan hidup, keluarga dekat,
komunitas, negara dan bahkan umat manusia (Anggriany, 2006).
Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan
menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga
(Thaha & Rustan, 2017). Lebih lanjut V. Frankl (2003) menyebutkan bahwa
makna hidup sebagai sesuatu hal yang bersifat personal, dan bisa
berubah seiring berjalannya waktu maupun perubahan situasi dalam
kehidupannya. Menurut Frankl individu dituntun oleh kata hatinya untuk
secara intuitif mendapatkan kebermaknaan yang sebenarnya, meskipun
lingkungan mendesak dengan pengaruh yang kuat dalam penciptaan
dan pemenuhan akan kebermaknaan hidup, hal itu sangat tergantung
pada sikap pribadi masing‐masing (Sumato, 2006). Terlebih pada masa
Page 19