Page 45 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 45

35





               Ternyata  Syafira  menantiku  untuk  mengirim  pesan  pada  dia.
               Syafira  gengsi mau mengirim  pesan  duluan.  Berawal  dari  pesan

               singkat tersebut, akhirnya aku dan Syafira saling memaafkan.
                      Senin pagi, sebelum perkuliahan dimulai. Aku datang lebih

               awal  dibandingkan  dengan  Syafira.  Aku  duduk  bersama  dengan
               teman  yang  lain  menunggu  kelas  kosong.  Syafira  datang  dan

               kemudian  memelukku  dengan  sangat  erat.  Aku  terkejut  berbalut
               senang, “ya Allah terima kasih,” kataku dalam hati. Sesampainya
               di  kelas,  sahabatku  yang  lain  senyum-senyum.  “Cie…cie…udah

               baikan, gini kan enak ditengok, gak diaman terus,” kata mereka.

               Aku pun terseyum.
                      Seperti biasa, aku dan Syafira pulang bersama naik angkot
               yang  biasa  kami  naikin  pulang  pergi  kampus.  Suasana  sudah

               membaik. Jika aku tak memulai meminta maaf, maka perselisihan
               itu  akan  terus  terjadi.  Syafira  berkata  kepadaku,  “Kamu  benar-

               benar  sahabatku  Ra,  selalu  mengalah.  Aku  tak  mau  ini  terus
               terjadi  sama  kita,  aku  kesepian  gak  ada,  Kamu.  Biasanya  ke

               mana-mana terus sama Kamu, sampai-sampai dibilang kembar.”
               kataku.  “Beruntung  orang  yang  berada  di  sekitarmu  Ra,”  kata

               Syafira  kepadaku.  Aku  hanya  membalasnya  dengan  senyuman.
               Setelah perselisahan itu berakhir, persahabatanku dengan Syafira

               sampai saat ini berjalan dengan baik tanpa ada pertikaian kembali.
               Hari-hari kujalani bersama dengan dia. Pulang pergi bersama.

                      Libur semester telah tiba, aku berkunjung ke rumah Syafira
               bersama  dengan  teman  yang  lain.  Kala  itu  ada  pesta  tahunan

               yang menjadi ciri khas di kampung Syafira. Dari kami berdelapan,
               hanya  aku  dan  Zahra  yang  ikut.  Pengalaman  yang  tak  pernah

               terlupakan.  Berlibur  dengan  sahabat  tercinta.  Asing  dan  merasa

               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                35
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50