Page 50 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 50

40





                      Ibuku  bernama  Jumiah  dan  ayahku  Adi.  Ibuku  adalah
               sosok  bidadari  yang  sangat  aku  sayangi.  Ibuku  sekaligus

               sahabatku  yang  selalu  mendengarkan  segala  keluh  kesahku.
               Ayahku  adalah  orang  yang  hebat  yang  selalu  memperjuangkan

               kebahagiaan kami.
                      Pernah  waktu  sore  hari,  ibuku  pergi  ke  warung  untuk

               membeli perlengkapan dapur yang sudah habis. Di warung bukan
               hanya  ibuku  yang  belanja,  akan  tetapi  ramai  orang  yang  akan
               membeli perlengkapan.

                       “Jum, kok anakmu makan tempe aja toh, apa gak bosen?”

               tanya Wak Temi pada ibuku.
                      “Ara  senang  Wak  masak  tempe,  aku  yang  masak  aja
               bosen tapi ya Aranya mau ya kumasakkan tempe aja Wak” jawab

               ibuku pada Wak Temi.
                      “Ya  malah  kepenak  mintaknya  yang  gak  mahal-mahal,”

               sahut Wak Temi.
                      “Hehehe…iya memang Wak,” jawab ibuku. Setelah selesai

               belanja, ibuku pun pulang dengan dua plastik di tangan kanannya.
                      “Assalamu’alaikum,”kata  ibuku  ketika  hendak  masuk

               kerumah.
                      “Waalaikumsalam,”  jawabku.    “Udah  pulang,  Bu?  Ibu  beli

               apa?” tanyaku ketika ibu pulang dari warung.
                      “Biasa, beli sayuran,” jawab ibuku. “Gak belik tempe Buk?”

               tanyaku kembali.
                      “Gantilah  dulu  Kak,  tempe  aja  terus,  kasian  bapak  nanti,”

               jawab ibuku. “Hem, ya udalah Buk” jawabku dengan suara rendah.






               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                40
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55