Page 52 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 52

42





                      “Sambel tempe Wak,” jawabku sambil tersenyum.
                      Wak Temi pun tertawa kecil. “Ra…Ra.”

                      Setibanya di Medan, sambal tersebut menjadi lauk terenak
               yang kurasakan, dimakan bersama dengan nasi yang hangat serta

               daun ubi tumbuk. Wah…sangat luar biasa, kenikmatan yang tidak
               ada  duanya.  Ketika  di  Medan,  aku  sempat  masak.Tiap  Minggu,

               aku belanja di Pasar Bengkok, sebuan tempat jualan yang berada
               di Aksara. Ketika belanja, aku pun tak lupa membeli tempe untuk
               dimasak sebagai lauk. Sampai-sampai, suatu hari aku membawa

               bekal ke kampus dan menu yang kubawa kala itu adalah sambal

               tempe.  Aku  memakannya  bersama  dengan  teman-teman  yang
               lain.
                      “Wah,  ini  Kamu  masak  sendiri  Ra?”  tanya  temanku.

               “Iya,gimana rasanya?” tanyaku kembali kepada mereka.
                      “Enak, udah bisalah menikah, udah bisa masak beginian,”

               kata salah seorang temanku. Waktu itu aku hanya tesenyum saja
               karena belum masanya aku memikirkan masalah itu.

                      Seperti hal biasanya, aku selalu menelepon ayah dan ibuku
               untuk menanyakan kabar mereka. Alhamdulillah, kabar baik selalu

               kudengarkan.  Tak  luput  aku  selalu  mendoakan  mereka
               keselamatan di dunia dan akhirat.

                      “Bu,  kalau  nanti  aku  pulang  masakin  sambel  tempe  ya
               sama daun ubi tumbuk,” kataku pada Ibu.

                      “Iya Kak, kapan rupanya pulang?” tanya ibuku. Pertanyaan
               yang  membuatku  kepikiran  dan  ingin  selalu  pulang  jika  ditanya

               seperti itu. Ketika jauh dari orang tua, pertanyaan “kapan pulang”
               menjadi sesuatu yang sangat diharapkan karena dari kata tersebut




               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                42
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57