Page 54 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 54

44





                      “Iya  Ayah,”  kataku.  Lalu  kami  melanjutkan  menghabiskan
               makanan yang telah tersedia di atas piring.









               Si Cantik Dira………………………..
               M                     alam    itu   udara   sangat    dingin.   Aku


                                     memutuskan  untuk  masuk  ke  dalam  rumah
                                     sambil menikmati secangkir teh hangat yang

               telah disediakan ibuku. Aku bersama ayah dan ibu menikmati teh
               tersebut  dengan  suguhan  roti  pendamping  teh.  Tak  pernah

               ketinggalan  cerita  pada  malam  hari  menjadi  pelengkap
               perkumpulan  kami.  Tawa  ceria,  harapan  dan  keinginan  kala  itu

               terjadi.  Namanya  juga  orang  tua  pasti  ingin  yang  terbaik  untuk
               anaknya.  Segala  nasihat  tercurahkan  dari  dalam  hati  mereka.

               Waktu pun tak terasa sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB. Kami
               memutuskan  untuk  tidur.  Karena  udara  yang  sangat  dingin,

               akhirnya  membuat  tidurku  menjadi  sangat  pulas  hingga  aku
               terlelap sampai pagi.

                      “Andira  Saputri!”  panggil  ibuku  sekali  subuh  itu.  “Andira
               Saputri!”  panggil  ibuku  kedua  kali.  Namun,  aku  tak  kunjung

               bangun  juga.  “Andira  Saputri!”  panggil  ibuku  yang  ketiga  kali
               sambil menarik selimut yang menutupi diriku. “Iya Bu, bentar lagi,

               lima  menit  lagi,”  kataku  yang  sedang  mengantuk  berat.  “Lihat,
               sudah  jam  berapa?”  sahut  ibuku.  “Astaghfirullah,  sudah  pukul



               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                44
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59